DETAIL KOLEKSI

Analisis faktor risiko proyek konstruksi jembatan hidrolik karangsong-karangjruju indramayu


Oleh : Jajang Sujarwadi

Info Katalog

Subyek : Hydraulic structures--Design and construction;Design-build process (Construction industry)

Penerbit : FTSP - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2024

Pembimbing 1 : Saihul Anwar

Kata Kunci : Risk, Hydraulic Bridge, Risk Breakdown Structure

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2024_TS_MTS_151012200012_Halaman-Judul.pdf 12
2. 2024_TS_MTS_151012200012_Surat-Pernyataan-Revisi-Terakhir.pdf 1
3. 2024_TS_MTS_151012200012_Surat-Hasil-Similaritas.pdf 1
4. 2024_TS_MTS_151012200012_Halaman-Pernyataan-Persetujuan-Publikasi-Tugas-Akhir-untuk-Kepentingan-Akademis.pdf 1
5. 2024_TS_MTS_151012200012_Lembar-Pengesahan.pdf 1
6. 2024_TS_MTS_151012200012_Pernyataan-Orisinalitas.pdf 1
7. 2024_TS_MTS_151012200012_Formulir-Persetujuan-Publikasi-Karya-Ilmiah.pdf 2
8. 2024_TS_MTS_151012200012_Bab-1.pdf 5
9. 2024_TS_MTS_151012200012_Bab-2.pdf
10. 2024_TS_MTS_151012200012_Bab-3.pdf
11. 2024_TS_MTS_151012200012_Bab-4.pdf
12. 2024_TS_MTS_151012200012_Bab-5.pdf 3
13. 2024_TS_MTS_151012200012_Daftar-Pustaka.pdf 2
14. 2024_TS_MTS_151012200012_Lampiran.pdf

S Salah satu infrastruktur di Kabupaten Indramayu yang menjadi perhatian yaitu Jembatan Besi Karangsong-Karangjruju. Existing Jembatan Besi Karangsong-Karangjruju merupakan jembatan yang bisa diangkat ketika terdapat kapal yang berangkat menuju Laut Jawa dengan kondisi sekarang cukup memprihatinkan. Gelagar jembatan diangkat dengan kabel sling yang dioperasikan secara manual. Kapasitas jembatan tersebut tidak bisa dilalui oleh kendaran besar dan bermuatan berat. Untuk mengantisipasi keadaan tersebut, dengan bantuan Penyedia Jasa Konsultansi, Dinas PUPR Kabupaten Indramayu telah melakukan perencanaan teknis jembatan tersebut dengan sistem hidrolik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui risiko-risko dan cara mitigasi terhadap risiko-risko yang muncul dalam proses pelaksanaan Pembangunan Jembatan Hidrolik Karangsong-Karangjruju. Dalam penelitian ini terdapat dua data yaitu data primer dan sekunder. Data primer diambil dengan metode observasi, wawancara dan kuisioner. Data yang telah didapatkan kemudian dianalisis menggunakan metode Risk Breakdown Structure (RBS) dan dilanjutkan dengan menghitung nilai tingkat kepentingan risiko. Berdasarkan nilai tersebut kemudian ditentukan kategori dan perangkingan terhadap masing-masing risiko. Pada tahap terakhir dilakukan analisis penyebab, dampak dan penanganan terhadap setiap risiko. Hasil analisis data didapat 6 variabel dan 24 indikator yang sudah dilakukan tahapan uji validasi pakar, uji validitas dan uji reliabilitas. Lalu setelah dilakukan perangkingan dengan metode Risk Breakdown Structure (RBS) terdapat 4 variabel dan 10 indikator risiko tinggi yang harus menjadi perhatian yaitu variabel Risiko Desain dan Perencanaan, Risiko Lokasi, Risiko Proses Tender, dan Risiko Konstruksi. Adapun 3 indikator dengan tingkat risiko tertinggi yaitu Kemampuan SDM perencanaan khususnya Tenaga Ahli Perencana Jembatan Hidrolik dengan nilai faktor risiko 0.7472, Kinerja kontraktor atau subkontraktor yang buruk dengan nilai faktor risiko 0.7379, Jadwal pelaksanaan pekerjaan konstruksi dengan nilai faktor risiko 0.7379. Upaya penanganan yang dapat dilakukan untuk risiko Kemampuan SDM perencanaan khususnya Tenaga Ahli Perencana Jembatan Hidrolik yaitu Tim perencana harus berpengalaman dalam perencanaan jembatan hidrolik atau sejenisnya, Tim Ahli Perencana harus memiliki Sertfikat Keahlian Kompetensi (SKK) Ahli Perencanaan Jembatan Rangka Baja berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonsesia (SKKNI) 130-2015.

O One of the infrastructures in Indramayu Regency that is of concern is the Karangsong-Karangjruju Iron Bridge. The existing Karangsong-Karangjruju Iron Bridge is a bridge that can be lifted when there is a ship departing for the Java Sea with the current condition is quite concerning. The bridge girder is lifted by a manually operated sling cable. The capacity of the bridge cannot be passed by large and heavily loaded vehicles. To anticipate this situation, with the help of a Consultancy Service Provider, the Indramayu Regency PUPR Office has carried out technical planning of the bridge with a hydraulic system. The purpose of this study is to find out the risks and ways to mitigate the risks that arise in the implementation process of the Karangsong-Karangjruju Hydraulic Bridge Construction. In this study, there are two data, namely primary and secondary data. Primary data were taken by observation, interview and questionnaire methods. The data that has been obtained is then analyzed using the Risk Breakdown Structure (RBS) method and continued by calculating the value of the risk importance level. Based on these values, categories and rankings for each risk are then determined. In the last stage, an analysis of the causes, impacts and handling of each risk is carried out. The results of the data analysis were obtained from 6 variables and 24 indicators that have been carried out in the stages of expert validation tests, validity tests and reliability tests. Then after ranking with the Risk Breakdown Structure (RBS) method, there are 4 variables and 10 high-risk indicators that must be of concern, namely the variables Design and Planning Risk, Location Risk, Tender Process Risk, and Construction Risk. The 3 indicators with the highest level of risk are the ability of human resources to plan, especially Hydraulic Bridge Planner Experts with a risk factor value of 0.7472, poor performance of contractors or subcontractors with a risk factor value of 0.7379, implementation schedule with a risk factor value of 0.7379. Handling efforts that can be made for the risk of planning human resource capabilities, especially Hydraulic Bridge Planning Experts, namely the Planning Team must be experienced in hydraulic bridge planning or similar, the Planning Expert Team must have a Steel Frame Bridge Planning Expert Competency Expert Certificate (SKK) based on the Indonesian National Work Competency Standard (SKKNI) 130-2015.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?