DETAIL KOLEKSI

Analisis perbandingan karakteristik surfaktan sodium lignosulfonat kayu cemara sebagai fluida injeksi pada core reservoir


Oleh : Orlando Firdaus

Info Katalog

Subyek : Surface active agents

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2022

Kata Kunci : surfactant SLS wood bagasse, surfactant SLS wood, surfactant flooding, microemulsion, recovery facto

Status Posting : Published

Status : Tidak Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2022_TS_MTP_171012000009_Halaman-Judul.pdf 9
2. 2022_TS_MTP_171012000009_Lembar-Pengesahan.pdf 3
3. 2022_TS_MTP_171012000009_Bab-1_Pendahuluan.pdf 3
4. 2022_TS_MTP_171012000009_Bab-2_Kajian-Pustaka.pdf 36
5. 2022_TS_MTP_171012000009_Bab-3_Metodologi-Penelitian.pdf 20
6. 2022_TS_MTP_171012000009_Bab-4_Hasil-Analisis-Penelitian.pdf 18
7. 2022_TS_MTP_171012000009_Bab-5_Kesimpulan-dan-Saran.pdf 1
8. 2022_TS_MTP_171012000009_Lampiran.pdf 24

I Injeksi surfaktan menjadi salah satu metode injeksi kimiawi yang digunakan yang dikenal dengan metode surfactant flooding. Salah satu surfaktan nabati alternatif yang sudah pernah dilakukan pengujian skala laboratorium yaitu adalah surfaktan Sodium Lignosulfonat (SLS) ampas tebu. Penelitian menggunakan surfaktan nabati jenis lain yaitu surfaktan SLS kayu cemara akan dilakukan untuk mengetahui kompatibilitas surfaktan SLS kayu cemara terhadap uji fasa serta mendapatkan recovery factor yang optimal. Dipilihnya surfaktan SLS kayu cemara karena termasuk ke dalam lignin serta dapat dibandingan dengan surfaktan SLS ampas tebu.Metodologi yang digunakan ialah penelitian laboratorium eksperimental dan analitik. Uji kompatibilitas larutan surfaktan SLS kayu cemara dengan konsentrasi 0,5% - 3% dan salinitas 4.000 - 110.000 ppm, pada dua core Berea dengan porositas 25.15% dan 25.52%, serta permeabilitas antara 519-591 mD. Kemudian proses core flooding dilakukan dengan dua posisi coreholder yaitu vertikal dan horizontal untuk mengetahui perbedaan hasil recovery factor. Hasil penelitian menggunakan intermediate crude oil didapat hasil terbaik pada uji kelakuan fasa tengah yaitu pada salinitas 90.000 ppm dengan konsentrasi 1,5%, salinitas 110.000 ppm dengan konsentrasi 2,5% dan salinitas 110.000 ppm konsentrasi 3%, dimana hasil total emulsi adalah 15% pada setiap salinitas dan konsentrasi. Hasil uji aqueous stability yang didapat adalah seluruh larutan memiliki kelarutan yang jernih. Selanjutnya untuk hasil uji thermal stability didapat bahwa pada konsentrasi 2,5% dan salinitas 110.000 ppm stabil pada 4,27 mN/m. Hasil coreflooding test diperoleh nilai tambahan recovery factor surfaktan SLS kayu cemara sebesar 3,031% dengan posisi core holder vertikal dan 3,46% dengan posisi core holder horizontal

S Surfactant injection is one of the chemical injection methods used which is known as the surfactant flooding method. One of the alternative vegetable surfactants that have been tested on a laboratory scale is the Sodium Lignosulfonate (SLS) surfactant of bagasse. Research using other types of vegetable surfactants, namely spruce wood SLS surfactants, will be carried out to determine the compatibility of spruce SLS surfactants against phase tests and get optimal recovery factors. Spruce wood SLS surfactants are chosen because they are included in lignin and can be compared with bagasse SLS surfactants.The methodology used is experimental and analytical laboratory research. Compatibility test of spruce wood SLS surfactant solution with a concentration of 0.5% - 3% and salinity of 4,000 – 110,000 ppm, on two Berea cores with porosity of 25.15% and 25.52%, as well as permeability between 519 – 591 mD. Then the core flooding process is carried out with two coreholder positions, namely vertical and horizontal to find out the difference in recovery factor results.The results of the study using intermediate crude oil obtained the best results in the middle phase behavior test, namely at a salinity of 90,000 ppm with a concentration of 1.5%, salinity of 110,000 ppm with a concentration of 2.5% and salinity of 110,000 ppm with a concentration of 3%, where the total emulsion result was 15% at each salinity and concentration. The result of the aqueous stability test obtained is that the entire solution has a clear solubility. Furthermore, for the results of the thermal stability test, it was found that at a concentration of 2.5% and salinity of 110,000 ppm it was stable at 4.27 mN / m. The results of the coreflooding test obtained an additional recovery factor value of spruce wood SLS surfactants of 3.031% with a vertical coreholder position and 3.46% with a horizontal coreholder position

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?