Analisis pengaruh selulosa pada kulit kacang tanah terhadap rheology lumpur pemboran berbahan dasar air pada temperatur 80ºf dan 200ºf
K Kinerja lumpur pemboran sangat menentukan tingkat kesuksesan suatu operasi pemboran. Lumpur pemboran merupakan fluida yang yang terdiri dari bahan dasar dan bahan aditif. Aditif yang seringkali dicampurkan pada lumpur pemboran guna mencapai sifat fisik lumpur yang diinginkan cenderung merupakan zat kontaminan yang beracun dan sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan baik sebelum dibuang ke lingkungan, sehingga inovasi untuk menekan penggunaan zat aditif yang buruk bagi lingkungan perlu dilakukan untuk dapat mengurangi limbah dan menciptakan zat aditif lumpur yang ramah lingkungan. Penggunaan bahan aditif organik merupakan inovasi dan solusi untuk masalah tersebut. Pada tugas akhir ini kulit kacang tanah akan diteliti sebagai bahan aditif alternatif yang ramah lingkungan. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui kemampuan kulit kacang tanah sebagai aditif lumpur pemboran dengan menguji nilai funnel viscosity, plastic viscosity, yield point, gel strength, pH, filtration loss, dan mud cake dengan komposisi 2, 4, 6, dan 8 gram pada temperatur 80ºF dan 200ºF. Sampel kulit kacang yang diteliti dibedakan menjadi sampel un-treated dan sampel treated, perbedaan kedua sampel tersebut terletak pada kandungan selulosa yang dimiliki masing-masing sampel. Pada sampel treated dilakukan treatment untuk menghilangkan kandungan lignin pada kulit kacang tanah, kemudian sampel akan dilakukan uji kandungan selulosa dengan menggunakan dua metode, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif, metode kualitatif dilakukan dengan melihat perubahan sifat fisik pada bubuk kulit kacang tanah, dan metode kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode dari Datta-Chesson untuk menilai kandungan selulosa dan lignin dari bubuk kulit kacang tanah. Proses pemisahan lignin meliputi delignification, bleaching, cellulose puring, dan neutralizer. Dari hasil pengujian di laboratorium, sampel un-treated dan treated relatif menghasilkan nilai yang berbanding lurus terhadap satu sama lain, akan tetapi pada nilai funnel viscosity nilai sampel un-treated mengalami penurunan sebesar 27,6 - 26,3 sec/quartz pada temperatur 80ºF dan 26 – 24 pada temperatur 200ºF sedangkan nilai funnel viscosity sampel treated mengalami kenaikan sebesar 23 – 27 sec/quartz pada temperatur 80ºF dan 20 – 22,3 sec/quartz pada temperatur 200ºF. Nilai filtration loss yang didapat dari sampel un-treated pada temperatur 80ºF dan 200ºF secara berturut-turut adalah 10 – 8 ml, dan 8 – 6,5 ml, sedangkan pada sampel treated temperatur 80ºF dan 200ºF secara berturut-turut adalah 9 – 8 ml, dan 7 – 6,5 ml. Hasil pengujian nilai filtration loss sangat berpengaruh terhadap nilai mud cake pada lumpur pemboran, dimana semakin kecil nilai filtration loss maka semakin tipis pula mud cake yang terbentuk, hal ini dibuktikan oleh hasil pengujian nilai mud cake yang semakin menipis seiring dengan penambahan komposisi kulit kacang tanah. Nilai mud cake pada sampel un-treated temperatur 80ºF dan 200ºF secara berturut-turut adalah 5 – 3,5 mm dan 4 – 3 mm, sedangkan pada sampel treated nilai mud cake pada temperatur 80ºF dan 200ºF secara berturut-turut adalah 5 – 4 mm dan 4 – 3 mm. Pada pengujian nilai pH menunjukan nilai yang semakin menurun, hal ini dikarenakan kulit kacang tanah memiliki pH sebesar 6, sehingga perlu dilakukan penambahan caustic soda untuk dapat mempertahankan ph lumpur untuk berada pada fasa basa sehingga dapat menghindari masalah korosi pada operasi pemboran. Dari hasil pengujian menunjukan bahwa kulit kacang tanah dapat digunakan sebagai filtration loss control, rheology modifier, dan viscosifier bagi sampel treated.
D Drilling mud greatly determines the level of success of a drilling operation. Drilling mud is a fluid consisting of base ingredients and additives. Additives which are often mixed in drilling mud to achieve the desired physical properties of the mud tend to be toxic and very dangerous contaminants if they are not handled properly before being discharged into the environment, so that innovations to reduce the use of additives that are bad for the environment need to be carried out to reduce waste. and creating environmentally friendly drilling mud additives. The use of organic additives is an innovation and a solution to the problem. In this final project, peanut shell will be investigated as an environmentally friendly alternative additive.This study focused on determining the ability of peanut shells as a drilling mud additive by testing the values of funnel viscosity, plastic viscosity, yield point, gel strength, pH, filtration loss, and mud cake with a composition of 2, 4, 6, and 8 grams at 80ºF and 200ºF. The peanut shell samples studied were divided into un-treated samples and treated samples, the difference between the two samples lies in the cellulose content of each sample. In the treated samples, a treatment was carried out to remove the lignin content in peanut shells, then the samples were tested for cellulose content using two methods, namely qualitative and quantitative methods by using the Datta-Chesson method to assess the cellulose and lignin content of peanut shell powder. The lignin separation process includes delignification, bleaching, cellulose puring, and neutralizer.From the test results in the laboratory, relatively un-treated and treated samples produced values that were directly proportional to each other, however, the funnel viscosity value of the untreated sample decreased by 27.6 - 26.3 sec/quartz at a temperature of 80ºF and 26 – 24 at a temperature of 200ºF while the value of the funnel viscosity of the treated sample increased by 23 – 27 sec/quartz at a temperature of 80ºF and 20 – 22.3 sec/quartz at a temperature of 200ºF. Filtration loss values obtained from un-treated samples at temperatures of 80ºF and 200ºF respectively were 10 – 8 ml, and 8 – 6.5 ml, while those treated at temperatures of 80ºF and 200ºF were respectively 9 – 8 ml , and 7 – 6.5 ml. The results of testing the value of the filtration loss greatly affect the value of the mud cake in the drilling mud, where the smaller the value of the filtration loss, the thinner the mud cake that is formed, this is evidenced by the results of testing the value of the mud cake which is getting thinner along with the addition of the peanut shell composition. The value of mud cake in the un-treated sample at 80°F and 200°F is 5 – 3.5 mm and 4 – 3 mm, respectively, while in the treated sample the value of the mud cake at 80°F and 200°F is 5 – 4 mm respectively. and 4-3 mm. In testing the pH value shows a decreasing value, this is because peanut shells have a pH of 6, so it is necessary to add caustic soda to be able to maintain the mud pH to be in an alkaline phase to avoid corrosion problems in drilling operations. The test results show that peanut shell can be used as a filtration loss control, rheology modifier, and viscosifier for treated samples.