Hubungan antara asupan isoflavon dan kepadatan tulang pada perempuan pascamenopause
P erhimpunan Osteoporosis Indonesia melaporkan bahwa osteoporosis pada perempuan yang berusia di atas 50 tahun adalah 32,3%. Peran estrogen dianggap berpengaruh terhadap terjadinya osteoporosis sehingga pada perempuan pascamenopause didapatkan prevalensi osteoporosis yang lebih tinggi. Isoflavon merupakan fitoestrogen yang diketahui banyak terdapat pada makanan yang berasal dari kacang kedelai. Makanan yang kaya isoflavon dapat memengaruhi proses remodeling tulang. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara asupan isoflavon dan kepadatan tulang pada perempuan pascamenopause. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan metode cross-sectional. Penelitian ini dilakukan pada perempuan pascamenopause. Sebanyak 92 perempuan pascamenopause berpartisipasi sebagai subjek penelitian. Asupan isoflavon dinilai dengan Food Frequency Questionnaire (FFQ) kemudian kepadatan tulang diukur dengan alat Calcaneus Quantitative Ultrasound (QUS). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa distribusi asupan isoflavon pada perempuan pascamenopause adalah asupan isoflavon tinggi sebanyak 48 subjek (52,2%), dan 44 subjek (47,8%) memiliki asupan isoflavon rendah. Distribusi kepadatan tulang pada perempuan pascamenopause adalah osteopenia sebanyak 45 (48,9%), selanjutnya 29 subjek (31,5%) mengalami osteoporosis, dan 18 subjek (19,6%) dengan kepadatan tulang normal. Terdapat hubungan bermakna antara asupan isoflavon dan kepadatan tulang pada perempuan pascamenopause (p=0.001). Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara asupan isoflavon dan kepadatan tulang pada perempuan pascamenopause
I ndoneisan Association of Osteoporosis reported that osteoporosis in women after the age of 50 years was 32.3%. The role of estrogen considered have influence on the occurrence of osteoporosis in postmenopausal women obtained so that the prevalence of osteoporosis is higher. Isoflavone phytoestrogen is known to many on food derived from soybeans. Foods rich in isoflavones can affect the bone remodeling process. This research aims to assess the relationship between intake of isoflavone and bone density in postmenopausal women. The method of this research is observational analytic study with method of cross-sectional. This research was conducted in postmenopausal women. As many as 92 postmenopausal women participating as subjects of research. Isoflavone intake assessed with a Food Frequency Questionnaire (FFQ) and bone density measured with Calcaneus Quantitative Ultrasound (QUS). The result of the research results obtained that the distribution of isoflavone intake in postmenopausal women is high isoflavone intake by as much as 48 subject (52.2%), and 44 (47.8%) subjects had a low intake of isoflavones. The distribution of bone density in postmenopausal women is as much as 45 osteopenia (48.9%), 29 (31.5%) subjects suffered osteoporosis and 18 subject (19.6%) with normal bone density. There is a meaningful relationship between the intake of isoflavone and bone density in postmenopausal women (p = 0.001). The research indicates that there is a meaningful relationship between the intake of isoflavone and bone density in postmenopausal women