Pengaruh jenis cacing tanah dalam pengomposan sampah organik rumah tangga
I ndonesia sebagai negara yang sedang berkembang, pertambahan jumlah penduduknya membawa dampak pada berbagai aktivitas manusia yang berpotensi dalam memproduksi sampah. Sebagai konsekuensinya, sampah yang tidak tertanggulangi akan mengganggu kenyamanan hidup, baik dari segi keindahan maupun segi kesehatan.Penulis mengambil judul diatas, karena melihat besarnya volume sampah perkotaan dapat dikurangi dengan mengupayakan pemanfaatannya menjadi kompos. Mengingat saat ini pupuk buatan sudah sangat mahal harganya, karena sebagian bahan bakunya masih harus diimport, dan salah satu alternatif yang tepat yaitu mulai mengenalkan dan memasyarakatkan penggunaan sampah sebagai kompos organik, yang ternyata memiliki sumberdaya yang potensial dan dapat berguna untuk menyuburkan tanaman. Dalam hal ini pengomposan yang dilakukan adalah dengan menggunakan bantuan cacing tanah sebagai, salah satu hewan yang mampu membantu mendekomposisikan sampah organik menjadi kompos.Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk megetahui jenis cacing yang tepat dalam mengkonsumsi sampah organik sebagai bahan makanannya yang juga akan mempengaruhi pertambahan berat tubuh cacing tanah tersebut. Dalam penelitian ini digunakan kotak plastik berukuran 43 x 35 x 14,5 cm sebagai tempat pemeliharaan cacing, dimana dalam kotak tersebut telah ditaruh tanah sebagai media cacing tersebut, dan sebagai pakannya digunakan sampah organik rumah tangga. Sampah organik rumah tangga sebgaia pakan cacing tanah terdiri dari sisa makanan, sayuran dan buah-buahan.Cara pemberian pakan pada cacing tanah adalah dengan menaburkan sampah tersebut yang sebelumnya telah digiling dan dikeringkan, bila saat akan diberikan pada cacing tanah sampah tersebut diberi air supaya menjadi bubur, hal ini untuk memudahkan cacing tanah mengkosumsi pakannya. Pemberian pakan dilakukan selama 1 minggu sekali. Lamanya proses pengomposan yang ingin dicapai adalah 1 bulan.Parameter yang diukur selama penelitian adalah suhu dan pH, juga diukur pertambahan berat cacing tanah setiap minggu.Pengukuran suhu dengan menggunakan termometer air raksa 100 0C, sedangkan pengukuran pHdengan menggunakan alat pH meter Hanna. Suhu yang dicapai selama pengamatan pada ketiga jenis cacing tersebut berkisar antara 22,36 C – 27,15 C. Selama pengamatan suhu mengalami penurunan. Sedangkan pH pad aketiga jenis cacing tersebut cenderung mengalami kenaikan dari minggu awal hingga minggu ketiga dan kemudian mengalami penurunan. pH media cacing tanah berkisar antara 7,4 – 8,3. Kenaikan pH maksimum dicapai oleh cacing lumbricus, dengan kisaran antara 8,31 – 8,49.