Identifikasi regulasi pemanfaatan ruang untuk Kawasan Perumahan (Studi Kasus: Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor)
K ebijakan pemerintah Kabupaten Bogor dalam mengarahkan pengembangan permukiman perkotaan di Kecamatan Gunung Putri dan kedudukan Kecamatan Gunung Putri sebagai daerah hinterland kota DKI Jakarta menyebabkan pesatnya pertumbuhan untuk kawasan perumahan di kecamatan ini. Bukti – bukti empiris menunjukkan bahwa Kecamatan Gunung Putri mengalami gejala urban sprawl dan pergeseran fungsi dari fungsi perdesaan menuju fungsi perkotaan. Berdasarkan hal tersebut, regulasi dibutuhkan untuk menunjukkan investasi sektor swasta ke arah yang benar. Regulasi juga dibutuhkan untuk mengoptimalkan & mengendalikan peruntukan lahan dengan tetap mempertahankan keberadaan fungsi resapan melalui ruang terbuka hijau. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi regulasi pemanfaatan ruang untuk kawasan perumahan di Kecamatan Gunung Putri melalui tahapan identifikasi ketersediaan instrumen pengendalian pemanfaatan ruang dan tingkat kesesuaian antara ketentuan peraturan yang berlaku dan kondisi eksisting pada kawasan perumahan di Kecamatan Gunung Putri. Serangkaian analisis dilakukan dalam upaya untuk mengetahui sejauh mana regulasi pemanfaatan ruang untuk kawasan perumahan dalam mengatur kawasan perumahan di Kecamatan Gunung Putri. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kecamatan Gunung Putri membutuhkan rencana yang lebih detil sebagai perangkat operasional dari RTRW dan dalam pemberian izin terdapat beberapa pengaturan yang belum diatur (contoh: jenis dan mekanisme perizinan yang berlaku di RTRW Kabupaten, peraturan zonasi, ataupun pengaturan bangunan gedung). Untuk mencapai tujuan pembangunan perumahan yang dituangkan dalam rencana tata ruang, regulasi yang ada perlu mengatur dengan baik kawasan perumahan tersebut.
T he policy of the Bogor Regency government in directing the development of urban settlements in Gunung Putri Subdistrict and the position of Gunung Putri Subdistrict as a hinterland area of ​​DKI Jakarta city caused rapid growth for residential areas in this sub-district. Empirical evidence shows that Gunung Putri Subdistrict experiences symptoms of urban sprawl and a shift in function from rural functions to urban functions. Based on this, regulation is needed to show private sector investment in the right direction. Regulations are also needed to optimize and control land allotment while maintaining the presence of recharge functions through green open spaces. The purpose of this study is to identify the regulation of spatial utilization for residential areas in Gunung Putri Sub-district through identification stages of availability of spatial utilization control instruments and the level of conformity between applicable regulatory provisions and existing conditions in residential areas in Gunung Putri District. A series of analyzes were carried out in an effort to find out the extent of regulation of space use for housing areas in regulating housing areas in Gunung Putri District. The results of this study indicate that Gunung Putri Subdistrict requires a more detailed plan as an operational tool of the RTRW and in the issuance of permits there are several arrangements that have not been regulated (example: types and mechanisms of licensing that apply in the Regency RTRW, zoning regulations, or building arrangements) . To achieve the objectives of housing development as outlined in the spatial plan, the existing regulations need to properly regulate the housing area.