DETAIL KOLEKSI

Penyisihan warna efluen IPAL pabrik tekstil PT Coats Rejo Indonesia menggunakan arang aktif "lumpur biologi" dan tempurung (variasi kecepatan aliran)


Oleh : Nurhayatiningsih

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2001

Pembimbing 1 : Muhammad Lindu

Pembimbing 2 : H. Setijati

Subyek : Industrial wastewater treatment plant

Kata Kunci : biological sludge, coconut shell, active carbon

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2001_TA_TL_08295042_Halaman-Judul.pdf
2. 2001_TA_TL_08295042_Bab-1.pdf
3. 2001_TA_TL_08295042_Bab-2.pdf
4. 2001_TA_TL_08295042_Bab-3.pdf
5. 2001_TA_TL_08295042_Bab-4.pdf
6. 2001_TA_TL_08295042_Bab-5.pdf
7. 2001_TA_TL_08295042_Daftar-Pustaka.pdf 1
8. 2001_TA_TL_08295042_Lampiran.pdf

P enyisihan warna efluen IPAL pabrik tekstil dalam penelitian ini dilakukan dengan proses adsorpsi menggunakan dua jenis arang aktif yaitu dari bahan dasar "lumpur biologi" dan tempurung kelapa. Bahan-bahan ini dipilih karena murah dan mudah didapat. "Lumpur biologi" yang digunakan adalah iumpur kering (dry sludge) hasil pengolahan bioloqis secara kolam oksldasi di lnstalasi Pengolahan Air Kotor (IPAK) Pulo Gebang.Metcalf & Eddy (1991) menyebutkan bahwa lumpur hasil pengolahan biologis mengandung mikroorganisme sekitar 50% dari berat tubuhnya sehingga memiliki kadar organik yang cukup tinggi. Kandungan organik (karbon) yang tinggi adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi bila suatu bahan akan diiadikan arang aktif (Freeman, 1989). Oleh karena itu, "lumpur biologi" IPAK me menuhi syarat untuk dijadikan alternatif bahan dasar arang aktif dan sekaligus dapat menaikkan nilai tambah bagi bahan-bahan tersebut. Tempurung digunakan sebagai bahan pembanding.Metoda pembuatan arang aktif meliputi tahap.dehidrasi (pengeringan) pada suhu120°C dalam oven selarna 3 jam lalu dilanjutkan dengan tahap karbonisasi pada suhu 600 o C selama variasi 1, 2 dan 3 jam. Hasil penelitian memperlihatkan kontrol terhadap waktu karbonisasi dan waktu aktivasi mrmberikan pengaruh nyata pada kualitas arang aktif yang dihasilkan. Data menunjukkan bahwa arang aktif lumpur biologi paling baik jika dikarbonisasi selama 2 jam dan diaktivasi selama 3 jam (LK2A3) sedangkan cfl< jik ffi a onisaSl selarna 2 jam dan diaktivasi selama 3 jam (LK2A3) sedangkan arang aktif tempurung paling baik jika dikarbonisasi selama 1 jam dan diaktivasi selama 2 jam (TK1A2). Analisis karakteristik arang aktif meliputi penentuan kadar air, porositas, bulk densitas, angka metilen biru dan angka iodin (Jankowska, 1991 ). Arang aktif LK2A3 mempunyai kadar air 10%; porositas 0,4; bulk densitas 0,8 kg/It, angka metilen biru1274,558 mg/gr dan angka iodln 886,214 mg/gr sedangkan arang aktif TK1A2mempunyai kadar air 6,67%; porositas 0,5; bulk densitas 0,7 kg/It, angka metilen biru807,805 mg/gr dan angka iodin 505,630 mg/gr.Uji kolom adsorpsi untuk menyisihkan warna efluen IPAL pabrik tekstil dilakukan dengan ketebalan media adsorben setinggi 80 cm. Kolom uji dioperasikan pada empat kecepatan aliran yaitu 1,06.10-3 m/det; 1,96.10-3 m/det; 3,86.10•3 m/det dan 6,20.10•3 m/det untuk mencari kecepatan aliran optimum dan mendapatkan kurva breakthrough. Hasil penyisihan dengan kolom uji menunjukan bahwa arang aktif "lumpur bio/ogi" /ebih baik kapasitas adsorpsinya dibandingkan dengan arang aktif tempurung dalam menyisihkan warna efluent IPAL pabrik tekstil karena menyerap adsorbat lebih banyak, yaitu sebesar 8967 mg pada kecepatan aliran 1,96.10-3 m/det sedangkan arang aktif tempurung menyerap adsorbat sebesar 7316 mg pada kecepatan aliran 1,96.10•3 m/det.Hasil akhir yang dicapai dalam penelitian adalah berhasilnya dibuktikan bahwa "lumpur biologi" benar dapat dijadikan arang aktif, mengatasi penumpukan lumpur di IPAK serta menyisihkan warna efluen IPAL pabrik tekstil PT. Coats Rejo Indonesia.

E ffluent colour adsorption of industrial Wastewater Treatment Plant 0/VWTP) PT. Coats Rejo Indonesia using carbon active use two kind of raw materials, "biological sludge" and coconut shell. They are choosen because they are cheap and easy to get. "Biological sludge" in this research is dry sludge as bay product from oxdation pond in the Oomestik Treatment Plant (lnstalasi Pengolahan Air Kotor-lPAK, Pulo Gebang.Metcalf & Eddy (1991) are reported that biological sludge consist of 50% microorganism that mean high organic cqntent. High organic (carbon) content is a basic reason for a raw material to produce activce carbon (Freeman, 1989). So, it is asumed that "biological sludge" from domestik Waste Water Treatment Plant 0NV'JTP) can also be used as raw material for the production of active carbon. Coconut shell needs as a comparison material.Active carbon is first dried in that oven at 120°C for 3 hours, then it is obtained by process of carbonization followed by activation. Carbonization is conducted at about 600°C in the furnace for 1, 2 and 3 hours then chemical activation using activator agent ZnCl2 25% is also conducted in furnace at 200 C of varied time 1, 2 and 3 hours. The fact shows that time control in carbonization and activation process plays an important rule to the quality of the active carbon.Active carbon from biological sludge give a best result when it is carboniized for 2. hours and activated for 2 hours (LK2A3) thus active carbon made from coconut shell give a best result when it is carbonized for 1 hours and activated for 2 hours (TK1A2-) .Estimation of the properties of active carbon require such tests moisture content, porosity, bulk density, methylene blue number and iodin number (Jankowska, 1991). Active carbon LK2A3 has moisture content 10%; porosity 0,4; bulk density 0,8 kg/It, methylene blue number 1274.558 mg/gr and iodin number 886,214 mg/gr compared with active carbon TK1A2 that has moisture content 6,67%; porosity 0,5; bulk density 0,7 kg/It, methylene blue number 807,805 mg/gr and iodin number 505,630 mg/gr.Column reactor to adsorp effluent colour industrial WWTP is filled with active carbon as high 80 cm. Column is operated in four different flowrate : 1,06.10'3 ml sec;1,96.10-3 m/sec; 3,86.10-3 ml sec dan 6,20.10-3 ml sec to gain an optimum flowrate and breakthrough curve. The final! result shows that adsorption with adsorben active carbon made from biological sludge has better adsotion capacity than active carbon made from coconut shell. Active carbon made from biological sludge can adsorp contaminant 8967 mg at flowrate 1,96.10-3 m/sec, active carbon made from coconut shell can adsorp contaminant 7316 mg at flowrate 3,86.10-3 m/sec.Things that can be solved in this research are it is true that "biological sludge" can be used as raw material for the production of active carbon and can be used as a solving problem to adsorption effluent colour WWTP PT. Coats Rejo Indonesia.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?