DETAIL KOLEKSI

Pemecahan masalah drainase kawasan Kunciran Kota Tangerang


Oleh : Sufial Siddik Harahap

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2004

Pembimbing 1 : Posma Hutabarat

Pembimbing 2 : Ramadhani Yanidar

Subyek : Drainage

Kata Kunci : Kunciran, Tangerang city, drainage problem

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2004_TA_STL_08297054_Halaman-Judul.pdf
2. 2004_TA_STL_08297054_Bab-1.pdf 4
3. 2004_TA_STL_08297054_Bab-2.pdf
4. 2004_TA_STL_08297054_Bab-3.pdf
5. 2004_TA_STL_08297054_Bab-4.pdf
6. 2004_TA_STL_08297054_Bab-5.pdf
7. 2004_TA_STL_08297054_Bab-6.pdf
8. 2004_TA_STL_08297054_Bab-7.pdf
9. 2004_TA_STL_08297054_Daftar-Pustaka.pdf
10. 2004_TA_STL_08297054_Lampiran.pdf

P emilihan topik didasarkan oleh permasalahan genangan di kawasan kunciran pada daerah datar dengan kondisi spesifik kawasan yang mempunyai waduk alam (Situ) Cipondoh. Lokasi perencanaan terletak pada kawasan Kunciran, lebih tepatnya pada dua kecamatan yaitu Sebahagian dihulu aliran masuk wilayah kecamatan Serpong dan sebahagian lain di hilir masuk wilayah Kecamatan Pinang pada Kota Tangerang. Kondisi topografi yang sangat datar dengan kemiringan lahan < 1 %. Pada lokasi ini terdapat tiga areal genangan kronis dengan total luas genangan 25,3 Ha. Jika ditinjau sistem pengaliran air hujan pada kawasan ini terdapat dua saluran drainase utama yang mengalir menuju Waduk (Situ) Cipondoh Yaitu Saluran Utama A yang mengalir sebelah Timur kawasan dengan luas daerah aliran saluran (DAS) 223 Ha dan Saluran Utama B yang mengalir pada bahagian Barat kawasan dengan luas DAS 270 Ha. Aliran dari dua saluran tersebut pada kenyataannya tidak tuntas, ada bagian yang terpotong pada rawa-rawa dan terdapat beberapa bagian saluran dimensinya lebih kecil dari bagian hulunya. Waduk Cipondoh merupakan muara dari kedua saluran A&B dan saluran-saluran lain pada Catchment-nya yang luasnya 1260 Ha. Sedangkan luas waduk sendiri 120 ha yang berfungsi sebagai pengatur aliran yang akan masuk ke Saluran/Sungai Mookervaart yang mengalir ke Jakarta. Tinggi muka air pada waduk dikendalikan pada intervaJ .+ l 2m s/d ;t 14 m dpl sedangkan ketinggian rata-rata yang dipertahankan adalah + l 3m dpl. Dari basil analisa terhadap sistem yang ada diketahui bahwa terjadinya genangan adaJah disebabkan oleli beban aliran ff/ow) limpasan lebih besar dari kemampuan kapasitas saJuran dibeberapa bagian (segment) dan [uga karena ada bagian saluran yang terputus.Untuk mengatasi genangan maka dibuat rencana dengan mengoptimalkan kondisi sistem yang ada dengan memperhitungkan kenaikan koefisien limpasan (run off coeficienty 20 tahun mendatang oleh pertarnbahan bangunan yang disebabkan pertambahan pendiiduk pada kawasan ini sesuai dengan kecenderungannya. Hasil perencanaan kondisi optimal drainase utama pada kawasan ini dapat dicapai bila sistem dilengkapi dengan kolam tandon pada Saluran A dan pada saluran B untuk menahan sebahagian aliran, sehingga mengecilkan aliran kehilir dari kolam tandon. Aliran out flow dari kolam direncanakan sebesar kapasitas sa1uran di hilir dengan mempertahankan dimensi eksisting karena tidak mungkin diperlebar dengan membongkar bangunan perumahan penduduk yang ada selain mahaJjuga hambatan sosialnya sukar diatasi. Kolam Tandon untuk saluran B dilengkapi pompa untuk menghindari penggunaan lahan untuk kolam yang terlalu luas yaitu dengan memperdaJamkolam hingga 5m dengan konsekwensi harus ada pemompaan. Perencanaan tersebut di test terhadap pengaruh aliran balik (back water) oleh peninggian muka air maksimum pada Waduk Cipondoh +14 dpl. Diperoleh hasil bahwa bagian saluran yang terpengaruh peninggian rnuka air waduk adalah terletak pada daerah persawahan dihilir saluran dan bukan kawasan perumaban, dengan demikian untuk mengatasinya cukup rneninggikan tanggul saluran sebelah kanan dan kiri. Jadi tidak perlu melengkapi dengan pintu air dan pompa atau kolam tandon tambahan.

T he chosen topic base on the flooding prob]em in Kunciran area, where has natural small Jake which is called Situ Cipondoh. The Study site is in Kunciran Area, precisely within two districts, which part of the upstream site is within Serpong District and the down-stream part is within Pinang District of Tangerang City. The vast plane of topographic condition with elevation <1 %. This site contains three chronic flood area totaled for 25,3 ha inundated. Drainage system in these area consisted of two main drainage system flowing to a Dam (Lake) Cipondoh, Those are A Main Channel which flow in eastern side with 223 ha of catchments area and B main channel flow the western side with 270 ha of catchments area. In reality streams from these two channels is incomplete, there are soe broken path in the swamps area and there are some part of channels with lesser dimension than their up stream part. Cipondoh Dam is the mouth for both channel A and B and another channels in its Catchments which1260 Acre. Whereas the 120-Acre of the dam area itself. The dam function as a regulating for releasedflow to Mookervaart River/Channel, that will flowing to Jakarta. The water level in the dam controlled by intervaJ + 12 m above sea level up to + l 4m above sea ]evel, meanwhile the maintained mean level is+ 13m above sea level. From the analysis results of the existing system found that flood formed by runoff flow which is corning to drain more than the convey capacity of the channels itself in some segments and caused by broken path as well. To solve the flood problem has been developed plan by exercising the optimal existing system, with Co sidering run oft. coefficient in the next 20 year according to the trend prediction of further development of building and population growth in this site. The planning results showed that main drainage system would be optimum ff the system equipped with supporting by Retention basins in A Channel and B Channel to balance the water flow so the down stream channels that shoud be maintaining in tne existing capacity since a plan to extended its dimensions would have to evacuate the population, expensive, and the social effect is unpredictable.Retention basin for B channel equipped with a pump o avoid extensive occupation of pool area and the it will dig the pool 5 m deeper with consequence of such deepening required pumping. The planning result tested against the backwater caused by the maximum surface level increase in Cipondoh Dam around + 14 m above sea level. The test results based on the fact that part of the channels affected by the surface level increasing located at the rice field area within the mouth area and will not within the public housing area, therefore to restrained the influence simply by raising the height of drainage walls both in the left and the right side. This solution wouldn't need any irrigation gate and pump or additional retention basin.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?