Hubungan merokok dengan migrain pada dewasa muda usia 25-35 tahun
L Latar belakang : Merokok merupakan salah satu gaya hidup pada saat ini dan sudah menjadi kebiasaan yang lazim bagi masyarakat luas. Merokok juga diketahui sebagai salah satu faktor pemicu.Migrain merupakan gangguan nyeri kepala berulang, dengan serangan berlangsung selama 4–72 jam dengan karakteristik berlokasi unilateral, nyeri berdenyut (pulsating), intensitas sedang atau berat, diperberat oleh aktivitas fisik rutin, dan berhubungan dengan mual dan/atau fotofobia serta fonofobia. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara merokok dengan migrain pada dewasa muda umur 25-35 tahun.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain potong lintang mengikutsertakan 114 pegawai kantor yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Data dikumpulkan dengan cara wawan cara menggunakan kuisioner. Parameter merokok diukur dengan menggunakan kuisioner Indeks Brinkman sedangkan migrain di ukur dengan menggunakan Migraine Screen Questionairre (MS-Q). Analisis data dengan menggunakan program komputer dengan tingkat kemaknaan p< 0,05.Hasil : Rerata usia subjek penelitian pada dewasa muda 30,5 2,9 tahun. Subjek perempuan dan laki-laki 1:1 (49,1% : 50,9%) angka kejadian pegawai yang mengalami migrain sebesar 75,4% dan sebagai besar merupakan perokok berat 50,9%. Migrain lebih banyak terjadi pada pegawai yang merokok berat p=0,021.Kesimpulan : Terdapat hubungan antara merokok dengan migrain, dimana seseorang yang merokok berat memiliki kecenderungan mengalami migrain
B Background: Smoking is a nowadays lifestyle and has become a habit for the society. Smoking is also known as a trigger for headaches.Migraine is a recurrent headache disorder, with attacks lasting for 4–72 hours characterized by unilateral location, pulsating pain, moderate or severe intensity, aggravated by routine physical activity, and associated with nausea and / or photophobia and phonophobia. This research was conducted to determine the relationship between smoking and migraine in young adults aged 25-35 years.Methods: The study used an observational analytic method with a cross-sectional approach that included 114 office employees which has inclusion and exclusion criteria in Paser Regency, East Kalimantan. Data collected by interviewing using a questionnaire. Smoking parameter was measured using the Brinkman Index questionnaire while migraine was measured using the Migraine Screen Questionnaire (MS-Q). Data analysis using computer program and the significance level used was p<0.05.Results: The mean age of subject in young adults 30,5 2,9 years. Female and male subjects had a ratio of 1: 1 (49.1%: 50.9%) and the number of employees who had migraines was 75.4% and the majority are heavy smokers 50.9%. Migraines were more common in employees who are heavy smokers which was statistically significant (p = 0.021).Conclusion: There is a relationship between smoking and migraine, heavy smokers have migraine tendencies.