Hubungan antara ansietas dengan perilaku merokok pada pelajar SMP 3 Cibadak
B Badan Kesehatan Dunia (WHO)(1) menganggap bahwa perilaku merokok telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting bagi seluruh dunia. Kebiasaan merokok yang muncul selama ini menyebabkan sekitar 500 juta orang yang masih hidup akan dapat meninggal karena konsumsi rokok, dan lebih dari setengah dari mereka adalah anak-anak dan remaja. Salah satu fenomena psikologis yang banyak dijumpai dalam kehidupan manusia adalah kecemasan (ansietas). Kecemasan dialami oleh siapapun, dimanapun, dan kapanpun menurut Stuart, 2006. Kecemasan dalam remaja akan mendorong seseorang untuk mulai merokok karena mereka menganggap bahwa merokok dapat mengendorkan urat syaraf, relaksasi, mengurangi ketegangan, memudahkan berkonsentrasi dan dapat membantu dalam menghadapi permasalahan social. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang mengikutsertakan 206 murid SMP 3 di daerah Cibadak sukabumi. Data dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner, Analisis data dengan menggunakan SPSS 20 for Windows dan tingkat kemaknaan yang digunakan sebesar 0,396. Dari tabel 7 didapatkan siswa tidak ansietas dengan perilaku tidak merokok berkisar 58,1% pada merokok ringan sekitar 38,7% , merokok sedang 3,2 % dan pada merokok berat 0%. Sedangkan pada siswa yang ansietas dengan perilaku tidak merokok berkisar 40,6%, merokok ringan 49,7%, merokok sedang 6,9% dan merokok berat 2,9%. Secara perhitungan dengan Uji Kolmogorov-Smirnov didapat p=0,396 yang berarti tidak adanya hubungan yang signifikan antara ansietas dengan perilaku merokok karna nilai interpretasinya p=<0,005. Pada penelitian ini tidak adanya hubungan yang signifikan anatara ansietas ( kecemasan ) dengan perilaku merokok pada remaja dengan nilai p=0,396 (p=<0,005).
T The World Health Organization (WHO) (1) assume that smoking behavior has become an important public health problem for the whole world. Smoking habits that arise during this led to about 500 million people who are still alive will be able to die because of tobacco consumption, and more than half of them are children and adolescents. One of the psychological phenomena that are often found in human life is anxiety (anxiety). Anxiety experienced by anyone, anywhere, and anytime (Stuart, 2006). Anxiety in adolescents would encourage someone to start smoking because they think that smoking can relax their nerves, relaxation, relieves tension, eases concentrate and can help in dealing with social problems. This study used a cross-sectional design that included 206 junior high school students in the area Cibadak sukabumi 3. file were collected by means of interviews using questionnaires, file analysis using SPSS 20 for Windows and the significance level used was 0.05. From table 7 students obtained no anxiety with smoking behavior ranged 58.1% to about 38.7% were light smokers, smoking was 3.2% and 0% in heavy smoke. While the students who do not smoke anxiety with behavior ranging from 40.6%, 49.7% were light smokers, smoking was 6.9% and 2.9% of heavy smoking. In the calculation of the Kolmogorov-Smirnov test p = 0.396 obtained which means the absence of a significant relationship between anxiety with smoking behavior because the value of interpretation p = <0.005. In this study, no significant relationship between anxiety with smoking behavior in adolescents with p = 0.396 (p = <0.005).