Hubungan berbagai faktor terhadap keteraturan pemeriksaan antenatal pada ibu hamil
L LATAR BELAKANG Jumlah angka kematian ibu (AKI) pada tahun 2015 di Indonesia masih tinggi. Karena itu pemerintah melakukan upaya menurunkan AKI, yaitu dengan adanya Safe Motherhood, yang salah satu komponennya adalah pemeriksaan kehamilan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4 kali untuk menjaga kesehatan ibu dan janin, yaitu pada trimester 1 1X, trimester 2 1X dan trimester 3 2X. Namun demikian, keteraturan pemeriksaan kehamilan sangat dipengaruhi oleh berbagai hal. Untuk itulah penelitian ini dilakukan. METODE Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan studi cross-sectional, untuk melihat faktor-faktor yang berperan pada keteraturan pemeriksaan kehamilan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober – November 2017 di Puskesmas Kebon Jeruk dan Puskesmas Tambora. Data dikumpulkan dengan wawancara/kuesioner dan kemudian diolah menggunakan SPSS for Mac 20.0.HASILSubjek pada penelitian ini berjumlah 121 orang, dengan kelompok terbanyak yang melakukan pemeriksaan ANC secara ideal adalah usia 20-35 tahun (45,5%), paritas < 2 orang (38,8%), tidak bekerja (33,1%), mendapat dukungan suami (47,1%), memiliki sikap positif (30,6%), sosial ekonomi > UMR (39,7%) dan jarak tempat tinggal < 30 menit (38,8%). Hasil penelitian menunjukkan hubungan bermakna antara usia (p = 0,176), paritas (p = 0,033), pekerjaan (p = 0,082), pengetahuan (p = 0,012), dukungan suami (p = 0,000), sikap (p = 0,005), sosial ekonomi (p = 0,000), jarak tempat tinggal (p = 0,015) dengan keteraturan melakukan pemeriksaan kehamilan. KESIMPULAN Studi ini menunjukan adanya hubungan bermakna antara paritas, pengetahuan, dukungan suami, sikap, sosial ekonomi, jarak tempat tinggal dengan keteraturan pemeriksaan kehamilan, akan tetapi tidak terdapat hubungan antara usia, pekerjaan dengan pemeriksaan kehamilan.
B BACKGROUNDThe number of maternal mortality (MMR) in 2015 in Indonesia is still high. Therefore, the government made efforts to reduce the MMR, that is Safe Motherhood. One of its components is antenatal care, which should be done at least 4 times, those are once at the first and second trimester and twice at the third trimester. But then, antenatal care was influenced by various factors. For that reason, this study has been conducted.METHODSThis is an observational analytic study using a cross sectional method, to find out vrious factors influencing the regularity of antenatal care. This study was conducted in October - November 2017 at Kebon Jeruk Health Center and Tambora Health Center. Data were collected using questionnaire interview, and then data were analyzed using SPSS for Mac 20.0.RESULTSSubjects involed in this study are 121 pregnant women. Data collected showed that subjects aged 20-35 years old (45.5%), parity <2 people (38.8%), unemployment (33.1%), husband support (47.1%), positive attitude (30.6%) , socioeconomic > regional salary limit (39.7%) and distance to health centre <30 minutes (38.8%) have more regular antenatal care. The results showed that there are relationship between age (p = 0,176), parity (p = 0,033), job (p = 0,082), knowledge (p = 0,012), husband support (p = 0,000), attitude (p = 0,005) (p = 0,000), distance of residence (p = 0.015) with regularity of antenatal care.CONCLUSIONSThis study has shown the relationship between parity, knowledge, husband support, attitude, socioeconomic, distance to health canter with regularity of antenatal care, but there is no relationship between age and work with antenatal care.