Evaluasi lintasan pemboran berarah sumur S1 dan S2 lapangan A bob PT.Bumi Siak Pusako Pertamina Hulu Riauo
P Pada pembuatan lintasan pemboran berarah, terdapat beberapa permasalahan yang perlu diwaspadai. Salah satu masalah itu adalah perbedaan lintasan antara plan dan actual. Apabila masalah ini tidak ditangani maka bisa menyebabkan terjadinya pipe sticking dan differential pressure. Pada pemboran di sumur S1 dan S2 yang berada di lapangan A, terjadi perbedaan lintasan antara perencanaan (plan) dan sebenarnya (actual). Perbedaan yang terjadi berada pada titik KOP (kick of point), BUR (build up rate), inklinasi maksimum dan EOB (end of build).Berbeda dari tugas akhir tentang penyimpangan trajectory pada umumnya, penulis mencoba untuk membahas penyimpangan yang terjadi dengan lebih dalam. Yaitu tidak hanya dengan membandingkan antara plan dengan actual nya saja yang dilihat dari drilling parameter seperti WOB (weight on bit), ROP (rate of penetration), GPM (gallon per minute) dan RPM (revolution per minute) tetapi penulis juga mengkaitkan hubungan antara penyimpangan trajectory yang terjadi dengan konfigurasi BHA (bottom hole assembly) yang digunakan pada saat build up section.Pada sumur S1 dan S2 terjadi penyimpangan pada saat build up section, hal ini tentu saja didasari pada drilling parameter yang menunjukkan perubahan. Perubahan tersebut dapat dilihat dari perbedaan BUR ditiap kedalamannya. BUR itu sendiri didapat dari konfigurasi BHA (bottom hole assembly) yang akan digunakan pada proses pengeboran yaitu BUR Ideal. BUR Ideal inilah yang akan dibandingkan dengan BUR actual. Walaupun terjadi penyimpangan pada saat build up section, tetapi pengeboran masih tetap dalam zona target dengan radius 50ft.Setelah dilakukan perbandingan antara lintasan perencanaan dan kenyataan, kemudian didapat beberapa solusi. Solusi yang pertama adalah dengan menaikkan atau menurunkan parameter-parameter pemboran dengan mempertimbangkan efek yang ditimbulkan. Solusi berikutnya adalah dengan memperhatikan tingkat kekerasan batuan di lapangan, menggunakan konfigurasi BHA yang sesuai standart nya agar lintasan tidak menyimpang serta meminimalisir terjadinya resiko masalah pemboran.
W When creating a drilling trajectories, there are several problems that need to be alert. One of the problems is that the difference in trajectory between planning and actual. If the problem doesn’t handled quickly, it can cause a pipe sticking and differential pressure. In drilling at S1 and S2 wells in field A, there is a difference in the trajectory between the plan (plan) and (actual). The differences that occur are at the KOP point (kick of point), DLS (dogleg severity), maximum inclination and EOB (end of build).Different from the final project on trajectory deviations in general, the author tries to discuss deviations that occur more deeply. That is not only by comparing between the plan with the actual one which is seen from drilling parameters such as WOB (weight on bit), ROP (rate of penetration), GPM (gallons per minute) and RPM (revolution per minute) but the authors also associate the relationship between trajectory deviations that occur with the BHA (bottom hole assembly) configuration used during the build up section.In S1 and S2 wells there are irregularities during the build up section, this is of course based on the drilling parameters that indicate changes. These changes can be seen from the difference in BUR in each depth. BUR itself is obtained from the BHA (bottom hole assembly) configuration that will be used in the drilling process, namely the Ideal BUR. BUR This is the ideal that will be compared with the actual BUR. Even though there was a deviation during the build up section, but drilling still remained in the target zone with a 50ft radius.After a comparison between the trajectory of planning and reality, then some solutions were obtained. The first solution is to increase or decrease the drilling parameters by considering the effects caused. The next solution is to pay attention to the level of rock hardness in the field, using the BHA configuration according to the standard so that the trajectory does not deviate and minimize the risk of drilling problems.