DETAIL KOLEKSI

Pola tingkat kebisingan yang diakibatkan oleh sumber lalu lintas di beberapa pemukiman di Kota Bogor


Oleh : Bernita Sandy Sumardja

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2002

Pembimbing 1 : E. Budirahardjo

Pembimbing 2 : Wisnu Eka Yulyanto

Subyek : Noise pollution;Noise - Environmental aspects

Kata Kunci : buitenzorg, elastic media, CNEL calculation, noise level

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2002_TA_STL_08297009_Halaman-Judul.pdf
2. 2002_TA_STL_08297009_Lembar-Pengesahan.pdf 1
3. 2002_TA_STL_08297009_Bab-1_Pendahuluan.pdf 3
4. 2002_TA_STL_08297009_Bab-2_Tinjauan-Pustaka.pdf
5. 2002_TA_STL_08297009_Bab-3_Metodologi-Penelitian.pdf
6. 2002_TA_STL_08297009_Bab-4_Hasil-Dan-Pembahasan.pdf
7. 2002_TA_STL_08297009_Bab-5_Kesimpulan-Dan-Saran.pdf
8. 2002_TA_STL_08297009_Daftar-Pustaka.pdf
9. 2002_TA_STL_08297009_Lampiran.pdf

K Kota Bogor merupakan kota lama yang ditata sejak jaman Belanda dari seorang Planner dari Inggris bemama Carsen, yang difungsikan sebagai “BUITENZORG" yang artlnya ’tempat peristirahatan”. Oleh karena itu untuk menjaga kenyamanan dan kelestarian lingkungan pemukiman, diperlukan usaha-usaha manusia yang bertujuan untuk meminimumkan dampak negatif tersebut, antara lain kebisingan. Untuk itu dibutuhkan pengukuran poIa tingkat kebisingan yang diakibatkan sumber IaIu lintas di beberapa pemukiman Kota Bogor. Dengan adanya pengukuran yang dibkukan secara kontinyu sdama 1 minggu tersebut maka dapat diketahui sejauh mana kebisingan tersebut mengganggu lingkungan masyarakat dan efeknya terhadap manusia.Bunyi didengar sebagai rangsangan-rangsangan pada telinga dari getaran-getaran melalui media elastis, dan manakala bunyi - bunyi tersebut tidak dikehendaki, maka dinyatakan sebagai kebisingan. Kebsingan ini merupakan bunyi yang dapat mengganggu dan merusak pendengaran manusia. Gangguan kebsingan dapat berakibat buruk bagi manusia baik secara psikis maupun fisik. Gangguan fisik adalah bila kebisingan itu mengakibatI‹an kerusakan organ pendengaran manusia, sedang gangguan psikis adalah raaksi manusia terhadap kebisingan yang cenderung menjurus ke stres. Tinggi rernahnya tingkat kebisingan akan mempengaruhi tinggi rendahnya dampak terhadap manusia. Kebisingan dari kendaraan bermotor yang melaju di jam raya umumnya tergantung pada mesin, jenis bahan bakar, kipas, knalpot, hisapan karborator, jenis ban dan vibrasi bodii kendaraan.Penelitian dilakukan untuk mengumpulkan data tentang pola tingkat kebisingan pada kawasan pemukiman dengan demikian dapat ditentukan pola kebisingan pada kawasan tersebut yang pada akhimya dapat diketahui pada waktu kapan tingkat kebisingan tertinggi dan terendah terjadi. Lokasi pengukuran dilakukan di Kota Bogor. Lol‹asi tersebut dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan diantaranya adalah : a) Pertimbangan keamanan peralatan yang terpasang karena pengukuran dilakukan selama 24 jam dengan lamanya pengukuran selama 1 minggu secara kontinyu. b) Kemudahan dalam permohonan izin untuk penempatan alat. c) Posisi bangunan yang dekat dengan jalan raya.Pada umumnya nilai LAeg, LNP dan TNI di pemukiman 2 lebih tinggi dari pemukiman 1. Nilai LNP pemukiman 1 berada pada batas normaI dapat diterima (58 < dBNP s 74), sedangkan LNP pemukiman 2 berada pada batas normal tidak dapat diterima (74 < dBNP fi 88). Nilai TNI pemukiman 2 pada umumnya telah melebihi batas 74 dB(A). jarak dari sumber ke penerima sangat mempengaruhi pengukuran, oleh karena itu untuk mengetahui perbandingan antara pemukiman 1 dan 2 dilakukan perhitungan intensitas kebisingan sebagai fungsi jarak dimana titik 3 diumpamakan sama dengan titik 1 be¿arak 20,7 m dari jalan raya. Berdasarkan perhitungan CNEL, rrenurut Cowan (19M) maka masyarakat di pemukiman 1 dan 2 terutarna pada titik 3 akan mengalami gangguan tidur (Sleep/interfererence). Karena kemungkinan terbangun pada waktu tidur adalah 30% bilamana intensitas suara yang terpapar sebesar 70 dBA dan 100 d3/L Tetapi jika kita bandingkan dengan kondisi lingkungan di Indonesia kemungkinan gangguan tidur tersebut tidak sdamanya terjadi, karena pada umumnya masyarakat Indonesia kurang peka terhadap kebisingan lingkungan seI‹itamya, bahkan seringkaIi mereka telah terbiasa dengan kondisi lingkungan yang bising. Tanpa mereka sadari kebisingan tersebut dapat menyebabI‹an dampak negatif pada kesehatan, seperti gangguan tidur, berkurangnya kemampuan untuk merdengar, meningkatnya tekanan dara, dll.Pengukuran LAeq, MP dan TNI setelah dilakukan perhitungan intensitas kebisingan sebagai fungsi jarak dimana titik 3 diumpamakan sama dengan titik 1 berjarak 20,7 m dari jalan raya, temyata titik 3 tetap lebih tinggi dan titik 1, terkecuali mulai pukul 22.00 WIB kandisi di titik 3 menurun drastis. Sumber bising terbesar di pemukiman 1 adalah Angkutan perkotaan, Motor dan Truk/bis besar, sedangkan di pemukiman 2 adalah motor dan sedan. Lsm pemukiman 1 dan 2 pada umumnya telah melebihi baku mutu KepMenLH No. 48/11/1996 kawasan pemukiman sebesar 55 dB. Perbedaan nilai antara Lsm dan Ldn sebesar 1-3 dB(A), sehingga nilai Ldn dapat dipergunakan dalam pengukuran di Indonesia. Sebaiknya untuk kamar yang berhadapan dengan jalan raya, disarankan untuk menanam berbagai jenis tanaman yang dapat menyerap bising.

B Bogor is one of old town that was planned since the Dutch authority by an Englishman planner namely Carsen, that was functioned as "Buitenzorg" or pleasure area. In order to maintain pleasure and conserve the settlement area, it requires human effort in order to minimize negative impact of Noise. Therefore, it is necessary to measure noise level pattern from traffic source at some settlement area in Bogor. The measurement was conducted as long as one week in order to study effect of noise level on surrounding community and on human.Sound is hearing as ear responds through vibration by elastic media and when the sound is not as expected, then called as noise. Noise is sound that able to disturb and damage human hearing. Noise disturbance is able to have negative impact on human both physically and psychics. The physical disturbance will happen if the noise has damaging effect on human hearing organ, while the psychics disturbance is human responds that lead to stress. Noise level has effect on human. Generally, noise source from motorcyde depend on the machine, fuel type, fun, kria/pot, carburetor, tire and vehicle body vibration.The research was conducted in order to collect data regarding of noise level pattern at settlement area in Bogor. Bogor was considered as research location due to some consideration induding : (a) safety consideration for installed instrument because the measurement was conducted as long as 1 weeks in continuously and (b) easy to request permission for instrument installation and (c) building position is near with high way.Generally, The LAeg, LNP and TNI value on settlement 2 is higher than settlement1. The LNP value for settlement 1 is on alloumble normal standard (58 < dBNP < 74), while the LNP value for settlement 2 is above allowable normal standard (74 < dBNP 88). Generally, TNI value for settlement 2 has exceed than 74 dB(A). On the reason that distance from source to receiver have significant effect on measurement, therefore in order to compare between senlement 1 and 2, the noise intensity was measured as distance function where is points 3 assumed as the same with point 1 is 20.7 from the highway. According to CNEL calculation, refer to Cowan (1994), the people at settlement 1 and 2 particularly at point 3 will suffer sleep interference. The possibility to wake up when the people was sleeping is 30 % at sound intensity 70 dBA and 100 dBA. However, for Indonesia, generally the sleeping interference not continuously happens due to the fact that the Indonesian people have experienced with the noise. They unaware that the noise will result negative impact on healthy such as sleeping interference, decreasing ability to hear, increasing blood pressure etc.Measurement of LAeq, LNP and TNI according to the calculation of noise intensity as distance function shows that point 3 is higher than point 1, with exception for 22.00 V\/IB. The largest noise source for settlement 1 is city transport (angkot), motorcyde and trucMarge bus, while for settlement 2 is motorcycle and car (sedan). Generally, the Lsm value for both settlements has exceeded than standard quality refer to Ministry decree No.48/11/1996 for settlement area namely 55 dB. The deference value between Lsm and Ldn is 1-3 dI3{A) and as the result is Ldn is acceptable for measurement in Indonesia. As recommendation, for room that look out on the highway, it is better to have any plants as noise absorber.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?