Hubungan penyakit kecacingan dengan status gizi pada siswa SDN Sukajaya 01 Kecamatan Cibitung Kabupaten Bekasi Jawa Barat
L LATAR BELAKANGStatus gizi adalah keadaan tubuh sebagai hasil akhir dari keseimbangan, antara zat gizi yang dikonsumsi dan utilisasinya. Status gizi dipengaruhi oleh dua hal utama, yakni makanan yang dikonsumsi dan penyakit penyerta. Salah satu penyakit yang dapat mempengaruhi status gizi adalah kecacingan. Kecacingan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi penyakit kecacingan masih tinggi. Untuk dapat memahami bahwa infeksi parasit dapat mempengaruhi status gizi, maka perlu dilakukan penelitian untuk menentukan hubungan antara penyakit kecacingan dengan status gizi pada anak usia sekolah dasar.METODEPenelitian menggunakan studi observasional analitik, dengan menggunakan rancangan cross-sectional yang mengikutsertakan 52 siswa SDN Sukajaya 01 Kecamatan Cibitung Kabupaten Bekasi Jawa Barat. Data dikumpulkan dengan pemeriksaan tinja, pengukuran berat dan tinggi badan, serta wawancara menggunakan formulir pengumpulan data. Penyakit kecacingan diperiksa dengan metode kualitatif sedangkan status gizi diukur berdasarkan kurva CDC 2000 untuk anak usia 2-20 tahun. Analisis data dengan menggunakan program statistic SPSS versi 17.0 dengan tingkat kemaknaan yang digunakan besarnya 0,05.HASILHasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara penyakit kecacingan dengan status gizi (p value 0,962). Selain itu, tidak ada hubungan antara infeksi TBC, anemia, konsumsi makanan, pendapatan orang tua, pendidikan orang tua dan besar keluarga dengan status gizi, karena sebagian besar p > (0,05). Hasil diperoleh dari uji Kosmogorov Smirnov sebagai alternatif apabila syarat uji Chi-Square tidak terpenuhi.KESIMPULANPenelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara penyakit kecacingan dengan status gizi anak, walaupun ditemukan adanya beberapa siswa yang menderita penyakit kecacingan. Kerjasama yang baik dalam pencegahan dan pengobatan penyakit kecacingan antara pemerintah setempat, pihak sekolah serta orang tua sangat berperan terhadap penurunan angka kejadian penyakit kecacingan.
B BACKGROUNDNutritional status is a state of the body as a result of a balance between the nutrients into the body and its utilization. Nutritional status is influenced by two main things, namely food intake and health status. One of the diseases that can affect nutritional status is a worm infection. Worm infections is still being one of public health concern in Indonesia. Several studies indicate the prevalence of worm infections remains high in Indonesia. To understand that parasitic infections can affect nutritional status, a study was conducted to determine the correlation between worm infections and nutritional status in primary school aged children.METHODSA cross-sectional observational analytic study was conducted and a total of 52 students of SDN Sukajaya 01 Kecamatan Cibitung Kabupaten Bekasi Jawa Barat. Data collection was by stool examination, anthropometric measurements and data collection forms based interview. Worm infections investigated in qualitative methods and nutritional status measured by the CDC 2000 curves for children aged 2-20 years. Data analysis was performed using SPSS release 17.0 and level of significance was set at 0.05.RESULTSResults of analysis showed there is no correlation between worm infections and nutritional status (p value 0,962). In addition, there was no correlation between TB infection, anemia, food consumption, parental income, parental education and number of families with nutritional status as most of the p value > (0,05). These results obtained from Kosmogorov Smirnov test as an alternative if the Chi-Square test requirements are not met.CONCLUSIONSThis study revealed there is no correlation between worm infections and nutritional status of children, although it found a few students who suffer from worm infections. The good cooperation in prevention and treatment of worm infections among local government, the schools and parents will effectively decrease the incidence of worm infections.