Analisa kinerja chiller absorpsi double effect pembakaran langsung
S Sistem refrigerasi memberikan konstribusi besar terhadap tingginya tingkat konsumsi energi secara keseluruhan. Suatu sistem refrigerasi, yang telah dioperasikan dalam waktu yang lama dapat mengalami penurunan kinerja. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisa kinerja pada chiller absorpsi double effect pembakaran langsung. Pengamatan dilakukan terhadap chiller yang telah dioperasikan selama 7 tahun, untuk melihat bagaimana kehandalan kinerja chiller ini setelah dioperasikan dalam jangka waktu yang panjang. Metode penelitian diawali dengan membuat permodelan siklus absorpsi dari chiller yang sedang diamati untuk melihat secara jelas bagaimana siklus refrigerasi berjalan. Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data-data operasi untuk menganalisa COP, konsumsi bahan bakar dan kapasitas pendinginan. Dilanjutkan dengan membandingkan kinerja chiller pada kondisi operasi sekarang dengan chiller pada kondisi baru. Selanjutnya dilakukan analisa untuk mencari penyebab perubahan kinerja dan mencari solusi atas perubahan kinerja tersebut. Dari hasil analisa kinerja didapatkan bahwa chiller yang telah dioperasikan selama 7 tahun mengalami penurunan kinerja yang cukup signifikan. Pada kondisi barn COP pada beban pendinginan representatif adalah 1,28. Sedangkan COP pada kondisi sekarang pada rentang beban yang sama adalah 0,90. Penurunan kinerja chiller disebabkan oleh fungsi perpindahan panas pada absorber, kondensor, evaporator yang tidak bekerja secara optimal. Timbulnya kerak (scale) atau lumpur pada ketiga komponen tersebut mengakibatkan hambatan pada proses perpindahan panas didalam chiller. Selain itu adanya kerugian panas pada high-temp generator juga menyebabkan kinerja chiller menjadi menurun. Akibat dari timbulnya kerak (scale) pada absorber, kondensor dan evaporator, serta kerugian panas pada high-temp generator mengakibatkan konsumsi bahan bakar (LNG) pada kondisi operasi sekarang menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi chiller mat masih baru. Konsumsi bakar (LNG) mengalami peningkatan kira-kira 57% dari konsumsi bahan bakar chiller pada kondisi baru. Analisa terhadap pengaruh perawatan rutin yang berupa cleaning pada absorber, kondensor dan evaporator juga dilakukan untuk melihat pengaruhnya terhadap kinerja chiller. Proses cleaning ini ternyata memberikan pengaruh positif terhadap kenaikan kinerja chiller. Penukar kalor pada high-temp generator juga hams mendapatkan perhatian khusus karena komponen ini memanfaatkan suplai energi panas yang paling besar dibandingkan dengan komponen lain didalam chiller. Diharapkan, metode yang digunakan pada penelitian ini bisa menjadi referensi dalam aplikasi nyata di lapangan untuk mengevaluasi kinerja chiller absorpsi. Sehingga para praktisi di lapangan bisa memprediksi langkah apa yang diambil dengan kondisi chiller yang ditanganinya.
R Refrigeration system contributes greatly to the high level of overall energy consumption. A refrigeration system, which has operated for a long time could having decreased performance. The purpose of this study was to analyze the performance of the chiller absorption double effect direct fired. Observations carried out on the chiller which have been operated for 7 years to see how the reliability performance of the chiller after a long period of time. The research method begins with a modeling cycle of absorption chiller which being observed to see clearly how the refrigeration cycle is running. The next step is collecting data to analyze COP, fuel consumption and cooling capacity. Followed by comparing the chiller performance between chiller in new condition with current condition. Analysis is performed to find the cause and then find the solutions for these performance changes. The results of performance analysis found that the chiller which has been operated for 7 years experienced a significant decrease in performance. The new chiller COP in representative load is 1,28. While the COP for chiller's current condition at the same load is 0,90. Chiller's performance degradation caused by heat transfer function in the absorber, condenser, and evaporator can't work optimally. Scale or slime in the third components cause resistance for heat transfer process in the chiller. Heat leak in the high-temp also causing decrease of chiller performance. Scale, slime and heat leak in the chiller make the fuel consumption in current condition higher than in new condition. Consumption of fuel (LNG) has increased approximately 57% from the chiller in new condition. Analysis for cleaning routine maintenance influence on the absorber, condenser and evaporator are also conducted to see the effect on the performance of chiller. The cleaning process was a positive impact on chiller performance increase. The scale of heat exchanger is greatly influencing the process of heat transfer from the chiller. Heat exchanger at the high-temp generator should also get special attention because the supply of these components utilizing the greatest source of heat compared with other components in the chiller. Hopefully, the methods used in this study could be a reference in the field of real applications to evaluate the performance of absorption chiller. So the practitioners in the field can predict what steps are taken to the chiller conditions at hand.