Pengaruh perilaku penduduk terhadap energi baru terbarukan dalam bauran energi primer untuk target nasional tahun 2025 : tinjauan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat
H Hasil kajian Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tahun 2018 memperkirakan target bauran energi primer energi baru terbarukan sebesar 23 (dua puluh tiga) persen pada tahun 2025 tidak akan tercapai. Diperkirakan hanya mencapai sebesar 12,9 (dua belas koma sembilan) persen. Penggunaan energi baru terbarukan khususnya biomassa dan biogas oleh penduduk secara mandiri belum dimasukkan dalam perhitungan pemenuhan target bauran energi oleh Pemerintah. Padahal potensi energi primer bio energi di Indonesia mencapai 32.653,8 MW. Studi ini mengkaji perilaku penduduk terhadap penggunaan energi baru terbarukan khususnya biomassa dan biogas dalam pemenuhan kebutuhannya untuk memasak dan usahanya. Penelitian secara tatap muka dilakukan terhadap 85 (delapan puluh lima) responden dan secara online sebanyak 16 (enam belas) responden di 17 (tujuh belas) desa di 7 (tujuh) kecamatan di Kabupaten Sumedang. Penelitian juga dilakukan terhadap 574 (lima ratus tujuh puluh empat) responden baik secara online maupun tatap muka di 366 (tiga ratus enam puluh enam) desa di 240 (dua ratus empat puluh) kecamatan di 91 (sembilan puluh satu) kabupaten/kota di 22 (dua puluh dua) provinsi. Dari hasil penelitian dan analisis karakteristik, analisis deskriptif, analisis logistik serta perhitungan-perhitungan; menunjukkan bahwa: (a) kecenderungan di tahun 2025, penduduk Sumedang memilih menggunakan bahan bakar biogas, (b) kecenderungan di tahun 2025, penduduk Indonesia memilih menggunakan bahan bakar padat, (c) minimal kontribusi maupun potensi kontribusi penduduk Indonesia pada pencapaian target bauran energi primer EBT sebesar 3,80 (tiga koma delapan) persen pada tahun 2018 dan meningkat menjadi 8,16 (delapan koma enam belas) persen pada tahun 2025 atau sekitar 35 (tiga puluh lima) persen dari target bauran EBT. Dengan demikian, penelitian ini perlu ditindaklanjuti serta mendorong pemerintah melalui Dewan Energi Nasional untuk melakukan penelitian yang lebih komprehensif di seluruh wilayah di Indonesia
T The results of the study of the Agency for the Assessment and Application of Technology in 2018 estimated the primary energy mix target of renewable energy at 23 (twenty three) percent by 2025 will not be reached. It is estimated that only reach 12.9 (twelve point nine) percent. The use of renewable energy, especially biomass and biogas by the population independently has not been included in the calculation of meeting the energy mix target by the government. Even though the potential of primary energy of bio energy in Indonesia is 32,653.8 MW. This study examines the behavior of the population towards the use of renewable energy, especially biomass and biogas in meeting their needs for cooking and business. The face-to-face research was carried out on 85 (eighty-five) respondents and online as many as 16 (sixteen) respondents in 17 (seventeen) villages in 7 (seven) districts in Sumedang Regency. The study was also conducted on 574 (five hundred seventy four) respondents both online and face to face in 366 (three hundred sixty six) villages in 240 (two hundred forty) districts in 91 (ninety one) districts / cities in 22 (twenty two) provinces. From the results of research and analysis of characteristics, descriptive analysis, logistic analysis and calculations; shows that: (a) trends in 2025, Sumedang residents choose to use biogas fuel, (b) trends in 2025, Indonesians choose to use solid fuels, (c) minimum contribution or potential contribution of Indonesian population to achieving energy mix targets primary New and Renewable Energy of 3.80 (three point eight) percent in 2018 and increased to 8.16 (eight point sixteen) percent in 2025 or about 35 (thirty five) percent of the target of the New and Renewable Energy mix. Thus, this research needs to be followed up and encourage the government through the National Energy Council to conduct more comprehensive research in all regions in Indonesia.