Hubungan antara frekuensi konsumsi kopi dan status gizi pada usia produktif
P Penduduk usia produktif adalah penduduk yang mampu secara mandiri menghasilkan produk dan jasa, biasanya usia ini berkisar dengan rentang usia 15- 64 tahun. Status gizi sangat berperan penting terutama pada usia produktif, karena jika terlalu berlebih atau terlalu kurang pada usia produktif dapat memberikan beragam risiko terhadap bermacam–macam penyakit sehingga dapat menurunkan produktivitas kerja.Masalah gizi pada usia produktif yaitu gizi kurang, overweight dan obesitas. Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi status gizi, seperti kurangnya perhatian terhadap konsumsi cairan, asupan makanan, asupan gizi yang tidak seimbang, aktivitas fisik dan gaya hidup yang kurang sehat.Saat ini, asupan makanan yang banyak sekali digemari orang di dunia dan di Indonesia salah satunya adalah kopi. Konsumsi kopi meningkat sebesar 98% dalam 10 tahun terakhir di Indonesia. Banyak sekali efek positif dan efek negatif yang didapat dari konsumsi kopi. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan antara frekuensi konsumsi kopi dan status gizi pada usia produktif.METODEDesain penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Sampel dari penelitian ini diambil menggunakan metode Consecutive non - Random Sampling. Penelitian dilakukan di Coffeeshop Cikarang dengan total sampel sebanyak 148 orang. Data pada penelitian ini diperoleh dari wawancara menggunakan kuisioner untuk mengetahui frekeunsi konsumsi kopi, dan pemeriksaan fisik untuk mengetahui status gizi. Uji statistik yang diguankan adalah analisis statistik Chi-Square.HASILAnalisis chi-square menunjukkan lebih banyak status gizi pada usia produktif adalah normal (p = 0,529).KESIMPULANDari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara frekuensi konsumsi kopi dan status gizi pada usia produktif.
T The productive age population is the population that is able to independently produce products and services, usually this age ranges from 15-64 years. Nutritional status plays a very important role especially at productive age, because if it is too much or too little at productive age it can provide various risks for various diseases so that it can reduce work productivity.Nutritional problems in productive age are malnutrition, overweight and obesity. There are many factors that can affect nutritional status, such as lack of attention to fluid consumption, food intake, unbalanced nutritional intake, physical activity and an unhealthy lifestyle.Currently, food intake that is very popular with people in the world and in Indonesia, one of which is coffee. Coffee consumption has increased by 98% in the last 10 years in Indonesia. Lots of positive effects and negative effects obtained from coffee consumption. Therefore researchers are interested in conducting this research to find out whether there is a relationship between the frequency of coffee consumption and nutritional status at productive age.METHODSThe research design carried out in this study used a descriptive analytic method with a cross sectional design. The sample from this study was taken using the Consecutive non-Random Sampling method. The research was conducted at the Cikarang Coffeeshop with a total sample of 148 people. The data in this study were obtained from interviews using a questionnaire to determine the frequency of coffee consumption, and physical examination to determine nutritional status. The statistical test used is Chi-Square statistical analysis.RESULTSChi-square analysis showed that the nutritional status of the productive age group was normal (p = 0.529).CONCLUSIONFrom this study it can be concluded that there is no significant relationship between coffee consumption frequency and nutritional status at productive age.