Gangguan pendengaran akibat barotrauma pada penyelam
I Indonesia diketahui sebagai negara kepulauan dan luas laut Indonesia seluas 5,8juta km2. Sebagian besar populasi di Indonesia diketahui juga bekerja sebagaiNelayan dan sebagian juga ada yang bekerja sebagai nelayan penyelam tradisional.Jumlah nelayan yang terdata pada Satu Data Kementerian Kelautan dan Perikananper 23 maret 2020 sejumlah 1.459.874 orang. Data penelitian yang dilakukan olehKementerian Kesehatan menemukan nelayan di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta,mengalami kasus barotrauma sebanyak 41,37%. Pekerjaan yang berisiko untukterjadinya penyakit barotrauma pada penyelam salah satunya adalah penyelamtradisional. Barotrauma merupakan penyakit peradangan mukosa yang terjadi padatelinga tengah akibat dari gangguan ekualisasi pada telinga tengah. Hal tersebutterjadi akibat tidak adanya ekualisasi dari tekanan hidrostatik yang bertambah.Tujuan dari kajian pustaka ini dibuat adalah untuk melakukan analisa beberapapenelitian yang meneliti tentang gangguan pendengaran akibat barotrauma padapenyelam. 8 artikel dipilih sebagai pembuatan kajian pustaka tentang gangguanpendengaran akibat barotrauma pada penyelam. Terdapat 5 artikel yangmenyatakan risiko-risiko yang berhubungan terkait kejadian barotrauma yangmengakibatkan gangguan pendengaran pada penyelam, seperti kedalamanmenyelam, frekuensi menyelam, dan juga pengetahuan menyelam. Satu artikelyang menyatakan bahwa kedalaman menyelam memiliki hubungan dengankejadian barotrauma hingga menyebabkan perforasi membran timpani padapenyelam. Satu artikel juga menyatakan tidak adanya hubungan antara masa kerjadengan kejadian barotrauma pada penyelam. Kesimpulannya risiko kedalamanmenyelam, frekuensi menyelam, dan pengetahuan memiliki hubungan untukterjadinya barotrauma yang mengganggu pendengaran pada penyelam
I Indonesia known as a country of islands and sea area of Indonesia, covering anarea of 5.8 million km2. The majority of the population in Indonesia is known toalso work as a Fisherman. The number of fishermen recorded in The Data of theMinistry of Marine and Fisheries as of 23 march 2020 a number of 1.459.874people. Data research conducted by the Ministry of Health find the fishermen in theKepulauan Seribu, DKI Jakarta, experienced a case of barotrauma as much as41,37%. Jobs at risk for the occurrence of barotrauma in scuba divers one of whichis the traditional divers. Barotrauma is a disease of inflammation of the mucosathat occurs in the middle ear result from interference equalization in the middleear. It is caused by the absence of the equalization of hydrostatic pressureincreases. The purpose of the literature review is made to analysis some researchabout hearing loss due to barotrauma in divers. 8 article selected as making thestudy of literature about hearing loss due to barotrauma in divers. There are 5articles that declare the risks associated incidence of barotrauma resulted inhearing loss in divers, as the depth of diving, frequency of diving, and alsoknowledge of diving. One article stated that the diving depth has a relationship withthe incidence of barotrauma to cause perforation of the tympanic membrane on thediver. The article also stated the absence of relationship between working periodwith the incidence of barotrauma in divers. In conclusion the risk of the depth ofdiving, frequency of diving, and knowledge have a relationship to the occurrenceof barotrauma that interfere with hearing loss in divers