Perancangan perbaikan kualitas produk standard pulley v-100 dengan metode failure mode and effect analysis dan root cause analysis pada PT. Himalaya Nabeya Indonesia
P PT. Himalaya Nabeya Indonesia merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri besi dan baja yang menghasilkan berbagai tipe pulley dan shaft coupling. Salah satu jenis produk yang dihasilkan adalah Standard Pulley V-100. Proses produksi pada PT. Himalaya Nabeya Indonesia dibagi dalam dua divisi yaitu divisi foundry dan machining. Dalam memproduksi V-100, PT. Himalaya Nabeya Indonesia memiliki kendala terutama pada divisi foundry yang melakukan proses casting yang menghasilkan berbagai jenis cacat yang sangat sering terjadi dan sangat merugikan pihak perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi cacat dominan dari produk V-100, mengidentifikasi penyebab kegagalan potensial dari nilai RPN teringgi, mengidentifikasi efek yang terjadi dari kegagalan potensial dengan RPN tertinggi dan menentukan usulan perbaikan untuk mengurangi tingkat kecacatan. Berdasarkan analisis menggunakan diagram pareto diperoleh empat jenis cacat dominan dengan persentase jumlah cacat sebesar 39,2% untuk Sand Defect, 19,5% untuk Gas Hole, 18,8% untuk Cross Joint, 18,7% untuk Sand Inclusion dan 3,8% untuk cacat lainnya. Pada penelitian ini dilakukan perbaikan kualitas untuk mengurangi tingkat rework dengan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Root Cause Analysis (RCA). Failure Mode and Effect Analysis digunakan untuk mengidentifikasi kesalahan yang terjadi dalam suatu proses produksi untuk menentukan nilai RPN tertinggi. Pada tabel FMEA terdapat tiga kegagalan potensial dengan RPN tertinggi yaitu campuran bahan pembentuk logam FC200 kurang baik sebesar 294, kekuatan pasir cetak kurang sebesar 336 dan temperatur logam saat penuangan rendah sebesar 280. Efek yang terjadi dari kegagalan potensial dengan RPN tertinggi adalah gas hole menyebabkan rongga udara pada bagian dalam dan permukaan produk, sand defect menyebabkan adanya bengkakan yang tidak menentu pada permukaan produk dan cross joint menyebabkan terjadinya pergeseran sehingga bagian atas dan bagian bawah produk tidak simetris. Hasil FMEA dianalisis dengan Root Cause Analysis (RCA) untuk menemukan akar terjadinya permasalahan. Dari hasil Root Cause Analysis (RCA) didapatkan akar permasalahan yang disebabkan faktor pekerja, faktor metode kerja dan faktor mesin. Hasil dari akar permasalahan yang didapat akan diberikan usulan perbaikan dengan menggunakan pendekatan 5W+1H. Usulan perbaikan yang didapat antara lain melakukan pelatihan operator dalam membuat cetakan, pelatihan operator dalam proses penuangan, membuat jadwal pembersihan saluran pasir keluar pada mesin AMF03, melakukan pengendalian kualitas bahan baku dan membuat SOP untuk proses peramuan dan peleburan dan SOP untuk proses penuangan.
P PT. Himalaya Nabeya Indonesia is a manufacturing company engaged in iron and steel industry that produced various type of pulley and shaft coupling. One of the product that produced is Standard Pulley V-100. The production process at PT. Himalaya Nabeya Indonesia is divided into two division namely foundry and machining division. In producing V-100, PT. Himalaya Nabeya Indonesia has some constraints especially on the foundry division that performs the casting process that produces various types of defects that are very frequent and very harmful to the company. The purpose of this study was to identify the dominant defects of the V-100 product, identify potential causes of failure from the highest RPN value, to identify the effect of potential failure with the highest RPN and to determine the proposed improvement to reduce the level of disability. Based on the analysis using the pareto chart obtained four types of dominant defects with percentage of defects 39.2% for Sand Defect, 19.5% for Gas Hole, 18.8% for Cross Joint, 18.7% for Sand Inclusion and 3.8 % for other defects. In this study, quality improvement is done to reduce rework level by Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) and Root Cause Analysis (RCA) method. Failure Mode and Effect Analysis is used to identify errors that occur in a production process to determine the highest RPN value. In the FMEA table, there are three potential failure with the highest RPN ie, the mixtures to form metal FC200 is not good by 294, the strength of the sand mold is deficient by 336 and the metal temperature when pouring process is low by 280. The effect of a potential failure with the highest RPN is gas hole causes the air cavity on the inside and the surface of the product, sand defect causes an erratic swelling on the surface of the product and cross joint causes the shift so that the top and bottom of the product is not symmetrical. The results from FMEA were analyzed with Root Cause Analysis (RCA) to find the root cause of the problem. From Root Cause Analysis (RCA) result the root of the problem caused by worker factor, work method factor and machine factor. Results from the root of the problem will be given a proposed improvement using 5W + 1H approach. Proposed improvements that obtained are conducting operator training in mold making, making a cleaning schedule for the sand release channels on AMF03 machines, conduct quality control of raw materials and create a Standard Operating Procedure for mixing and melting process and Standard Operating Process for the pouring process.