Arahan pengembangan kawasan pariwisata budaya di Kota Tanjung Pinang
P Pariwisata budaya merupakan identitas bagi kota Tanjungpinang sebagai kota budaya Melayu. Sesuai dengan visi dari pembangunan Kota Tanjungpinang yaitu mengembangkan pariwisata budaya sebagai tarikan bagi wilayah Tanjungpinang sehingga ditetapkan sebagai koridor pariwisata daerah (KPD) budaya di Kepulauan Riau dan merupakan wilayah penyangga pariwisata bagi Bintan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui arahan pengembangan pariwisata budaya di Kota Tanjungpinang. Untuk mencapai tujuan tersebut, metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tiga teknik analisis yaitu 1) Analisis Deskriptif, 2)Analisis Spasial, 3) Analisis clustering dan 4) Analisis SWOT. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa potensi wisata budaya dapat ditunjukan oleh cluster 1 yang memiliki atraksi yang beragam namun masih kurangnya amenitas. Sedangkan pada cluster II ketersediaan amenitas, kemudahan aksesibilitas sudah terpenuhi namun masih kurangnya sarana informasi. Sehingga arahan pengembangan yang perlu dilakukan untuk masing-masing cluster diatas ialah penyediaan fasilitas pariwisata yang merata sehingga dapat menunjang daya tarik wisata.
C Cultural tourism is an identity for Tanjungpinang as a cultural city of Malay. Accordance to vision of urban development, which is to developing cultural tourism as an attraction of Tanjungpinang, so it is designated as a regional tourism corridor (KPD) culture in Riau Islands and buffer zone area for Bintan tourism. This study aims to determine development direction of cultural tourism in Tanjung Pinang City. Methodology used in this study is quantitative and analysis that been used in this study using four techniques ; 1) Descriptive Analysis, 2) Spatial Analysis, 3) Clustering Analysis and 4) SWOT Analysis. The result show that cluster I having a potential of cultural tourism beacause of variety attraction however lack of amenities. While, cluster II availability of amenities and accessibility is already fulfilled but still lack of information facilities. So the development direction that needs to be done for each cluster above is provision of tourism facilities evenly so that it can support the tourist attraction.