Uji sitotosisitas ekstrak etanol rimpang alpinia galanga (L) willd terhadap sel fibroblas (Laporan penelitian)
A Alpinia galanga atau lengkuas merupakan salah satu tanaman obat berkhasiat di Indonesia yang memiliki berbagai fungsi pengobatan baik dalam pengobatan tradisional maupun pengobatan modern seperti anti-malaria, anti-kanker, juga untuk mengobati jamur di kulit dan banyak penyakit lainnya. Selain itu, lengkuas memiliki sifat anti-mikrobial yang berfungsi sebagai bakterisida, fungisida, dan germisida. Lengkuas berpotensi untuk dikembangkan menjadi obat herbal terstandar, sebagai tahap awal perlu dilakukan uji sitotoksisitas. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah rimpang Alpinia galanga (L.) Willd mempunyai efek toksik terhadap fibroblas. Metode penelitiannya ekstraksi lengkuas dengan maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. uji sitotoksisitas menggunakan pewarnaan MTT dan spektrofotometer dengan λ 560 nm. Hasil menunjukkan pada konsentrasi tertinggi (50%) jumlah sel yang bertahan hidup lebih banyak dibandingkan pada konsentrasi lainnya yang lebih rendah (3,125%, 6,25%, 12,5%, 25%). Demikian pula, viabilitas fibroblast pada pemberian ekstrak etanol 96% rimpang Alpinia galanga (L.) Willd pada setiap konsentrasi lebih tinggi dibanding dengan kontrol+ (H2O2) baik pada pengamatan 24 jam maupun 48 jam. Pada setiap konsentrasi ekstrak lengkuas yang diberikan, jumlah viabilitas sel bertambah pada pengamatan 48 jam kecuali pada konsentrasi 25%. Nilai IC50 pada pengamatan 24 jam dan 48 jam adalah 78.0979% dan 82.2946%. Uji statistik Anova 1 jalan pada pengamatan 24 jam menunjukkan perbedaan bermakna (p=0,00<0,05). Namun uji rentang ganda Duncan menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antar konsentrasi. Uji statistik Kruskal Wallis pada pengamatan 48 jam menunjukkan ada perbedaan bermakna jumlah viabilitas sel antar konsentrasi. Kesimpulan, ada efek toksik dari pelbagai konsentrasi ekstrak etanol 96% rimpang Alpinia galanga (L.) Willd mulai konsentrasi 3,125% sampai 50%.
T The Alpinia galanga or lengkuas is one of the medicinal plants in Indonesia which has various medicinal functions both in traditional medication as well in modern drugs, such as anti-malaria, anti-cancer; also to heal fungal skin disease and others. Besides that, lengkuas has anti-microbial characteristic that function as bactericidal, fungicidal, and germicidal. The galangal is potentially developed as a standardized herbal medicine therefore firstly the cytotoxicity assay needs to be done. The goal of this research was to identify the toxicity effect of Alpinia galanga (L.) Willd towards fibroblast. The method of this research was extracting the galangal rhizomes by maceration technique in 96% ethanol, using MTT colorimetric assay and measuring absorbance by spectrophotometer with λ 560 nm to evaluate its toxicity on cells. The results showed that the number of viability cells on highest concentration (50 %) was more than those of lower concentrations (3.125 %, 6.25%, 12.5 %, 25 %). Moreover, the viability of cells in all concentrations was higher than those of control+ (H2O2) both within 24 hours and 48 hours. The viability cells of each concentration increased at 48 hours compared to those of 24 hours observation excepted on 25%. The IC50 value in 24 and 48 hours observations are 78.09796% and 82.2946% respectively. One-way ANOVA test used on the 24 hours observation showed significant difference (p=0.00<0.05). However, Duncan's multiple range test showed no significant difference among concentrations. Kruskal Wallis test on the 48 hours observation showed significant differences in the numbers of viability cells of each concentration. In conclusion, there was no toxic effects of various concentrations of 96% ethanol Alpinia galanga (L.) Willd extract from concentration 3.125% to 50%.