Geologi dan anomali geokimia mineral basemetal pada daerah Tajursindang dan sekitarnya, Kecamatan Sukatani , Kabupaten Purwakarta , Provinsi Jawa Barat
D Daerah penelitian yang berada di Tajursindang, kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat merupakan daerah yang cukup menarik dilihat dari mineral ekonomis yang sering digunakan dan dimanfaatkan. Pencarian mineral basemetal (Au,Ag,Cu,Pb,Zn) dengan melihat pola penyebaran yang terkandung didaerah tersebut diharapkan dapat mengetahui lokasi anomali untuk mengevaluasi kandungan mineral-mineral tersebut. Kondisi geologi yang mempengaruhi daerah tersebut didukung oleh data-data geokimia yang memperlihatkan pola anomali dari mineral basemetal. Penggunaan metode penelitian yang dilakukan berupa pemetaan geologi secara langsung serta analisis geokimia Atomic Absorbsion Spektroscopy untuk mengetahui jumlah kandungan unsur basemetal disetiap conto batuan. Secara geomorfologi dibagi menjadi 5 satuan yaitu satuan geomorfologi pegunungan tersayat tajam vulkanik, satuan geomorfologi perbukitan tersayat tajam vulkanik, satuan geomorfologi perbukitan bergelombang vulkanik, satuan geomorfologi perbukitan bergelombang denudasional dan satuan geomorfologi dataran bergelombang fluvial. Satuan geologi daerah penelitian dibagi menjadi 6 satuan yaitu satuan intrusi andesit porfiritik, satuan batulempung karbonatan, satuan intrusi andesit piroksen, satuan intrusi hornblenda, satuan intrusi dasit, dan satuan endapan aluvial. Daerah ini di kontrol oleh kaldera Tajursindang, struktur sesar mendatar mengiri Panyindangan, sesar turun mendatar mengiri Parakan, sesar mendatar mengiri Tajurkidul dan sesar mendatar mengiri Cirendeu. Daerah penelitian ini termasuk daerah sulfida rendah dilihat dari keterdapatan mineral basemetal dan ciri-ciri lainnya. Dari hasil analisa geokimia didapatkan kadar emas sebesar 0,36 ppm, kadar perak sebesar 42,10 ppm, kadar tembaga sebesar 287 ppm, kadar timbal sebesar 13938 ppm, dan Kadar seng sebesar 26501 ppm. Dilihat dari hasil korelasi antara mineral basemetal timbal dan seng menunjukkan adanya hubungan keterkaitan pola distribusi. Daerah anomali geokimia didaerah penelitian ini berada di daerah Ciseuti lokasi pertambangan MRA untuk logam emas, daerah Cimanggu Hilir untuk logam perak dan daerah Pananggayan untuk logam tembaga, timbal dan seng.
T The research area which is in Tajursindang, Purwakarta district, West Java Province is an interesting area yielded by economical minerals basemetal exploration (Au, Ag, Cu, Pb, Zn) as observed through the dispersion patterns in the area is expected to be able to find out the location of the anomaly to evaluate the mineral content. The geological conditions affecting the study area are supported by geochemical data and show view anomalous patterns of basemetal minerals. Method used in this research includes geological mapping and Atomic Absorption Spectroscopy to study area is the amount of basemetal content in each rock sample. Geomorphologically divided into 5 units such as the Volcanic steep mountain, volcanic mountain, volcanic hilly, denudational hilly, and alluvial rolling units. The geological unit of the study area is divided into 6 units, namely porphyritic andesite intrusion, calcareous claystone, andesite pyroxene intrusion, hornblende intrusion, dacite intrusion, and alluvial deposit. This area is controlled by structure it is Tajursindang caldera, normal-fault, Panyindangan left-slip fault, Parakan normal left-slip fault, Tajurkidul left-slip fault, and Cirendeu left-slip fault. The study area included low sulfide regions in terms of the presence of basemetal minerals and other characteristics. From the results of the geochemical analysis, gold content of 0.36 ppm, silver content of 42.10 ppm, copper content of 287 ppm, grade lead is 13938 ppm, and zinc content is 26501 ppm. From the results of the correlation between mineral basemetal lead and zinc, there is a correlation between distribution patterns. The geochemical anomaly study area is locate the Ciseuti area of the MRA mining site for gold, the Cimanggu Hilir area for silver and the Pananggayan area for copper, lead and zinc.