Perancangan bisnis model aplikasi smart warehouse pada business to business indosat ooredoo
W Warehouse Management System (WMS) memiliki peranan penting dalam membuat operasional pergudangan berjalan lancar dan sesuai dengan yang direncanakan. Penerapan WMS di Indonesia masih terbilang sedikit, dikarenakan beberapa gudang masih menggunakan metode konvensional. Hal ini menyebabkan terjadinya beberapa permasalahan seperti pengelolaan stok barang yang tidak akurat, perancangan dan perhitungan stok barang yang tidak memenuhi standar pengelolaan yang baik, pencatatan proses penerimaan dan pengeriman barang yang tidak akurat, dan banyak permasalahan lain yang dihadapi oleh manajemen pergudangan. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan sebuah aplikasi yang dapat menangani masalah-masalah pergudangan, sehingga dapat mengurangi kesalahan dari manpower, dan meningkatkan efektivitas kegiatan badan usaha ataupun perusahaan. Perancangan model bisnis WMS ini menggunakan metode Design Thinking, Value Proposition Canvas, Lean Canvas, Blue Ocean Strategy, dan MVP. Pada metode Design thinking membantu memecahkan masalah yang fokus pada empati pelanggan yaitu B2B Indosat dengan melalui tahapan emphatize, define, ideate, prototype, dan test. Value Proposition bisnis ini menciptakan alat bantu manajemen gudang berbentuk aplikasi smartwarehouse yang memudahkan pekerjaan pergudangan dan dapat melakukan end to end dengan mudah. Lean Canvas membantu dalam perancangan dan pengembangan ide bisnis model aplikasi agar lebih mudah dibaca dan dipahami. Blue Ocean Strategy berguna untuk menemukan market yang tidak tersaingi dengan memberikan nilai tambah pada produk aplikasi smartwarehouse. Pada penelitian ini dinyatakan uji kelayakan bisnis menyatakan model bisnis dikatakan layak dengan profit perbulannya sebesar Rp 6.935.400, dengan breakeven jasa 84, Breakeven rupiahnya adalah Rp 4.956.000 dan payback period 0.07 bulan.
W Warehouse Management System (WMS) has an important role in making warehousing operations run smoothly and as planned. The application of WMS in Indonesia is still relatively small, because some warehouses still use conventional methods. This causes several problems such as inaccurate inventory management, inventory design and calculations that do not meet good management standards, inaccurate recording of the receipt and delivery of goods, and many other problems faced by warehousing management. To overcome this, we need an application that can handle warehousing problems, so as to reduce errors from manpower, and increase the effectiveness of the activities of business entities or companies. The design of this WMS business model uses Design Thinking, Value Proposition Canvas, Lean Canvas, Blue Ocean Strategy, and MVP methods. The Design thinking method helps solve problems that focus on customer empathy, namely B2B Indosat by going through the empathize, define, ideate, prototype, and test stages. This business value proposition creates a warehouse management tool in the form of a smartwarehouse application that makes warehousing work easier and can do end-to-end easily. Lean Canvas helps in designing and developing application model business ideas to make them easier to read and understand. Blue Ocean Strategy is useful for finding unrivaled markets by providing added value to smartwarehouse application products. In this study, it was stated that the business feasibility test stated that the business model was said to be feasible with a monthly profit of IDR 6,935,400, with 84 service breakeven, IDR 4,956,000 breakeven and a payback period of 0.07 months.