Hubungan kadar hemoglobin ibu hamil dengan berat bayi baru lahir di RS X Depok
L LATAR BELAKANG: Hasil Riskesdas tahun 2013 menyatakan bahwa persentase balita (0-59 bulan) dengan BBLR di Indonesia sebesar 10,2%. Sedangkan persentase balita dengan BBLR di Provinsi Jawa Barat sebesar 10,8 %. Frekuensi anemia selama kehamilan bergantung terutama pada status besi sebelumnya dan suplementasi prenatal. Keadaan ini sering dijumpai pada ekonomi menengah kebawah dan dipengaruhi oleh kebiasaan makan (American College of Obstetricians and Gynecologists, 2008). Ren dkk., (2007) mendapatkan bahwa konsentrasi Hb trimester pertama yang rendah meningkatkan risiko BBLR, persalinan kurang bulan, dan bayi kecil masa kehamilan (KMK). Dalam sebuah penelitian dari Tanzania, Kidanto dkk., (2009) melaporkan bahwa insiden persalinan kurang bulan dan BBLR meningkat seiring dengan keparahan anemia. Beberapa penelitian menyatakan bahwa kadar Hb yang tinggi juga menyebabkan hasil kelahiran yang merugikan (bayi lahir mati, kelahiran prematur, dan bayi KMK). Depok merupakan salah satu kota di provinsi Jawa barat dengan total jumlah penduduk yaitu 1.738.570, dan 47.000 diantaranya tergolong penduduk miskin.METODEPenelitian ini menggunakan studi analitik observasional dengan desain cross –sectional yang menganalisis 113 rekam medik di RS.X Depok pada bulan Januari – Desember 2014. Data diambil dari data sekunder rekam medik dan buku registrasi kebidanan. Analisis data menggunakan uji Fisher SPSS for Windows versi 21.0HASILDari 113 ibu hamil, sebanyak 31 ibu menderita anemia, 32 ibu memiliki kadar Hb tinggi dan sisanya memiliki kadar Hb normal. Sebanyak 12 kelahiran merupakan bayi BBLR, 6 kelahiran merupakan bayi dengan berat badan berlebih dan sisanya memiliki berat bayi normal. Berdasarkan hasil analisis uji Fisher menunjukkan tidak adanya hubungan antara kadar Hb ibu hamil dengan berat bayi baru lahir (p = 0.506). KESIMPULAN: Tidak terdapatnya hubungan antara kadar Hb ibu hamil dengan berat bayi baru lahir di RS.X Depok
B BACKGROUND: Riskesdas 2013 reported that there were ten point two percents babies 0 -59 old months with low birth weight in Indonesia and 10.8% of them were in West Java. The frequency of maternal anemia mainly depends on iron status and prenatal supplementation. This situation is often found in medium economy and affected by eating habits. Ren and friends., (2007) found that low first trimester haemoglobin concentration will increase risk factor of low birth weight, preterm and small for gestasional age. Tanzania and friend’s research (2009) reported that preterm and low birth weight incindents increase with the severity of anemia. Some of researches indicated that high haemoglobin levels will cause poor fetal outcomes too (stillbirth, preterm and small for gestasional age). Depok is one of the city in West Java which has 1.738.570 citizens and 47.000 among them are classified as poor. METHODS : This research is using observational analytic study with cross-sectional design which analyzed 113 medical record in RS.X Depok in January – Desember 2014. The data was taken from medical record secondary data and obstetric registration book. Data analysis was performed using Fisher test SPSS for Windows version 21.0. RESULTS: From 113 mothers, 31 of them are anemia, 32 of them are having high Hb concetration, and rest of them are having normal Hb concentration. There are 12 babies which having low birth weight, 6 babies with high birth weight, and rest of them having normal birth weight. Base on Fisher test result which indicated that there’s no significant correlations between maternal haemoglobin concetration and newborn weight (p= 0.506). CONCLUSION: There’s no significant correlation between maternal haemoglobin levels with newborn weight in RS. X Depok