Pengembangan model bisnis convenience store alfamart PT.XYZ dengan menggunakan metode SWOT dan business model canvas untuk mengevaluasi gerai ritel yang sudah berjalan dan membuka gerai ritel yang baru
C Convenience store atau biasa disebut dengan gerai ritel kecil di Indonesia adalah toko yang menjual berbagai kebutuhan sehari-hari seperti sembilan bahan pokok, makanan dan minuman. Gerai ritel yang sudah di kelola oleh PT. XYZ ada tiga yaitu di Kota DKI Jakarta, Kuningan dan Mekarwangi. PT XYZ mempunyai masalah belum mencapai target penjualan yang di tetapkan. Masing-masing gerai mempunyai target yang berbeda beda dimana untuk Gerai DKI Jakarta mempunyai target Rp 25.000.000, Gerai Mekarwangi Rp 20.000.000, dan Gerai Bojongsari Rp 15.000.000. Sedangkan penjualan yang di capai pada saat ini adalah Gerai DKI Jakarta 84%, Gerai Mekarwangi 76%, dan Gerai Bojongsari Rp 79%. Untuk itu PT. XYZ mempunyai tujuan untuk mencapai target penjualan dengan mengevaluasi model bisnisnya saat ini dan membuat rencana pengembangan bisnisnya. Pengembangan bisnis dilakukan untuk memperluas rantai franchise PT. XYZ dengan cara menambah gerai baru lagi di lokasi yang baru. Strategi yang perlukan yaitu dengan cara mengidentifikasi Business Model Canvas (BMC) dari ketiga gerai, lalu membuat Competitive Profile Matrix sebagai analisa kompetitor gerai ritel dan mengkombinasikan juga faktor kesuksesan dengan metode 9 Principles Of Mix Marketing Strategy. Setelah itu medeskripsikan Strength Weakness Opportunity dan Threat secara internal dengan menggunakan Value Chain Analysis, dan untuk bagian eksternal menggunakan PEST dan Five Forces Porter. Setelah itu melakukan SWOT Matrix untuk menganalisa Strength, Weakness, Opportunity serta Threat dari ketiga gerai ritel. SWOT Matrix ini diisi oleh Deskripsi SWOT yang menghasilkan SO (Strength Opportunity), ST (Strength Threat), WO (Weakness Opportunity), dan WT (Weakness Threat). Terakhir dimana mengisi BMC yang menjadi usulan untuk menghasilkan model bisnis yang baru dari strategi yang baru yang di dapat dari SWOT Matrix. Evaluasi cost structure dari BMC gerai untuk 11 Strategi SWOT yang di dapat dari value chain, Five Forces Porter dan PEST yang akan di aplikasikan ke model BMC yang baru. Dari hasil analisa yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa penambahan gerai baru adalah layak.
C Convenience stores, or commonly referred to as small retail outlets in Indonesia, are shops that sell a variety of daily necessities such as nine staples, food and drinks. In this modern era, retail outlets sell clothes. Retail outlets managed by PT. XYZ there are three namely in the City of DKI Jakarta, Kuningan and Mekarwangi. PT XYZ has a problem that has not yet reached the target set. Each outlet has a different target, where for DKI Jakarta Outlets it has a target of Rp. 25,000,000, Mekarwangi Store Rp. 20,000,000, and Bojongsari Store Rp. 15,000,000 while the sales achieved today are DKI Jakarta Outlets Rp. 15,000. 000 (84%), Mekarwangi outlets with Rp 10,000,000 (76%), and Bojongsari outlets with Rp 6,000,000 (79%). For this reason, PT. XYZ has the goal of achieving its targets by evaluating its current business model and creating a business development plan. Business development is carried out to expand the franchise chain of PT. XYZ by adding new outlets again in new locations. The required strategy is to identify the BMC from the three stores, then create a CPM matrix as an analysis of retail outlet competitors and also combine success factors with the 9 Principles Of Mix Marketing Strategy method. After that, describe the SWOT internally using the Value Chain Analysis, and for the external part use the PEST and Five Forces Porters. After that, the SWOT Matrix is conducted to analyze Strength, Weakness, Opportunity and Threat of the three retail outlets. The SWOT Matrix is filled with SWOT Descriptions that produce SO (Strength Opportunity), ST (Strength Threat), WO (Weakness Opportunity), and WT (Weakness Threat). Finally, where to fill in BMC which is a proposal to produce a new business model of the new strategy obtained from the SWOT Matrix. In the final step, it is validated through the feasibility of the business whether the outlet is feasible or not to be operated. Cost structure evaluation from BMC outlets for 11 SWOT Strategies obtained from the value chain, Five Forces Porters and PEST that will be applied to the new BMC model. From the results of the analysis it can be concluded that the addition of new outlets is feasible.