Perancangan masjid agung di kabupaten Magelang dengan pendekatan arsitektur neo-vernakular
K Kabupaten Magelang sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah,selain 97% penduduknya beragama Islam, mempunyai Kawasan StrategisPariwisata Nasional (KSPN) Borobudur dan sekitarnya yang telah ditetapkanPemerintah sebagai salah satu KSPN super prioritas untuk dikembangkan.Borobudur bagaikan magnet bagi para wisatawan domestik maupun mancanegaraPendekatan Arsitektur Neo-Vernakular digunakan untuk mendapatkan gubahan arsitekturyang mengacu pada bahasa setempat dengan mengambil elemen-elemen fisik maupunnon fisik, seperti budaya, pola pikir, kepercayaan/pandangan terhadap ruang, nilai filosofi,dan religi, menjadi konsep dan kriteria perancangan ke dalam bentuk Neo-Vernakular.kriteria yang mempengaruhi arsitektur neo vernakular seperti Bentuk-bentuk menerapkanunsur budaya, lingkungan termasuk iklim setempat diungkapkan dalam bentuk fisikarsitektural (tata letak denah, detail, struktur dan ornamen), Tidak hanya elemen fisikyang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga elemen non-fisik yaitu budaya polapikir, kepercayaan, tata letak yang mengacu pada makro kosmos dan lainnya menjadikonsep dan kriteria perancangan , dan Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalambentuk modern, tetapi juga elemen non-fisik yaitu budaya pola pikir, kepercayaan, tataletak yang mengacu pada makro kosmos dan lainnya menjadi konsep dan kriteriaperancangan. Bentuk Kritik atau respon arsitektur Neo-vernakular dalam sebuah bagunanreligius agama islam masjid berupa bagaimana mendesain masjid dengan sebuah bahasadesain yang tampil dengan ekspresi yang tradisional namun terdapat unsur modern denberbeda dengan bagunan masjid pada umumnya di indonesia dan jawa tengah khususnyayang masih kuat dengan aspek-aspek tradisi lokal namun tetap memiliki detail-detail danmenunjukan sebuah arsitektur yang modern.
M Magelang Regency as one of the regencies in Central Java Province, in additionto 97% of the population being Muslim, has a National Tourism Strategic Area(KSPN) of Borobudur and its surroundings which has been designated by theGovernment as one of the super priority KSPNs to be developed. Borobudur islike a magnet for domestic and foreign tourists. The Neo-Vernacular Architecturalapproach is used to get architectural compositions that refer to the local languageby taking physical and non-physical elements, such as culture, mindset,beliefs/views of space, philosophical values, and culture. religion, into conceptsand design criteria into Neo-Vernacular form. criteria that influence neovernacular architecture such as forms applying cultural elements, the environmentincluding the local climate expressed in architectural physical forms (layout plans,details, structures and ornaments), not only physical elements applied in modernforms, but also non-verbal elements. physical, namely the culture of thoughtpatterns, beliefs, layouts that refer to the macro cosmos and others into conceptsand design criteria, and not only physical elements that are applied in a modernform, but also non-physical elements, namely culture of mindsets, beliefs, layoutsthat refers to the macro cosmos and others into concepts and design criteria. Theform of criticism or response to Neo-vernacular architecture in an Islamicreligious building is how to design a mosque with a design language that appearswith traditional expressions but has modern elements and is different frommosque buildings in general in Indonesia and Central Java in particular which arestill strong with aspects of local traditions but still have details and show a modernarchitecture.