P PT. Adetex adalah salah satu perusahaan tekstil yang cukup besar dan diakui di kalangan industri tekstil di dalam maupun di luar negeri. Persentase masalah pada kondisi gudang bahan baku benang awal pada PT. Adetex Filament II adalah 75 % menggunakan material handling audit check sheet. Perusahaan perlu melakukan perancangan pada tata letak gudang bahan baku benang untuk mempermudah pekerja dalam proses pencarian bahan baku dan dilengkapi dengan rancangan sistem informasi gudang untuk mengetahui letak bahan baku pada gudang. Usulan rancangan tata letak gudang bahan baku menggunakan metode class based storage untuk mengelompokkan bahan baku benang berdasarkan supplier benang. Tahap dalam prosedur metode class based storage adalah mengitung jumlah pallet yang disimpan didalam gudang yaitu 191 pallet, menentukan lorong dan dimensi pada gudang, menentukan media penyimpanan dengan algorithma kedalaman baris Larson, dan mengalokasikan ruang lantai dengan algorithma klasifikasi Larson. Sehingga didapatkan usulan tata letak gudang bahan baku dengan luas penyimpanan sebesar 148,32 m2 , total jarak perpindahan keluar masuk seluruh bahan baku adalah 1727,65 m dengan total biaya perpindahan bahan baku adalah Rp 600.289,- sehingga didapatkan biaya perpindahan per meter adalah Rp 347,-. Usulan rancangan sistem informasi berdasarkan aliran informasi dokumen yang ada pada gudang. Tahapan yang dilakukan adalah dengan membuat data flow diagram, membuat entity relationship diagram, membuat physical data model, membuat kamus data untuk mengetahui entitas yang digunakan pada aplikasi, dan membuat rancangan tampilan input output sistem informasi. Sehingga didapatkan usulan sistem informasi yang dapat mengetahui informasi letak bahan baku yang disimpan di gudang secara cepat, tepat, dan akurat, sehingga waktu dalam proses pencarian bahan baku dapat diminimalisir. Dari perbaikan yang telah dilakukan didapatkan persentase masalah pada kondisi gudang bahan baku benang usulan mengalami penurunan sebesar 58,4% menjadi 16,6%.