Analisis seri waktu dan spasial kualitas udara Ambien gengan parameter TSP dan Pb periode 1990-1998 di DKI Jakarta
P Partikulat merupakan pencewar udara primer yang dapat mcmbahayakan kesehatan manusia (khususnya PM 10 & PM 2,5), apalagi bila berupa partikel yang beracun, seperti timah hitam (Pb). Oleh karena itu, untuk mengetahui kecenderungan konsentrasi. pola penyeharan dan status pencemaran dari kedua parameter tersebut di DKI Jakarta selama tahun 1990-1995, maka data hasil kegiatan pemantauan kualitas udara yang telah dilakukan oleh Bapedalda. dapat dimanfaatkan sebagai objek penelitian.Penclitian dimulai dengan tahap observasi data, dilanjutkan dengan transformasi data menjadi data seri waktu dan spasial. lalu tahap analisis. Analisis data kualitas udara ambien ini dibagi men jadi dua bagian, yaitu:1. Analisis seri waktu : analisis terhadap data kualitas udara. yang ditransformasi menjadi data seri waktu dalam bentuk tabel dan grafik.2. Analisis spasial : analisis terhadap data kualitas udara yang ditransformasikan dalam bentuk peta kontur dan peta ISPU .Hasil analisis seri waktu menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan flukiuasi konsentrasi rala-rata bulanan yang sama dari parameter TSP maupun Pb, dimana konsentrasi keduanya inengikuti pola hujan yang terjadi. Untuk rata-rata tahunan selama tahun 1990-1998, konsentrasi TSP sangat fluktuatif sehingga tidak dapat dikatakan kecenderungannya ineningkat atau inenurun, sednngkan konsentrasi rata-rata tahunan Pb menunjukkan gejala menurun. Hal tersebut kemungkinan besar dipengaruhi oleh neningkatnya konsumsi bahan bakar ramah lingkungan, seperti Super TT, BB2L dan BBG. Sedangkan berdasarkan hasil analisis dan uji statistik dengan regresi linier, diketahui bahwa faktor meteorologi yang berperan penting dalam hal distribusi dan dilusi konsentrasi TSP dan Pb di udara adalah hujan, suhu. kelembaban dan angin.Hasil analisis spasial peta kontur TSP dan Pb adalah sebagai berikut1. .Parameter TSP : penyebaran konsentrasi TSP per musim maupun tahunan selama taluin 1995 - 1998 ternyala menunjukkan pola yang tidak jauh berbeda. Pemusatan konsentrasi umumnya terjadi di daerah tengah kota (kawasan campuran: perkantoran- komersil-pemukiman) dan merata di daerah Utara sebelah Barat dan Uimurnya (kawasan industri).2. Parameter Pb : penyebaran konsentrasi Pb dari musim ke musim tidak selalu menunjukkan pola yang sama, begitu pula skala tahunannya. Namun secara umum daerah campuran antara industri dan pemukiman atau daerah pemukiman dan perdagangan, dengan lalu lintas yang padat, mempunyai konsentrasi Pb tertinggi.Sedangkan dari peta ISPU (ditinjau dari TSP sebagai parameter kritis) dapat diketahui bahwa kondisi kualitas udara DKI Jakarta umumnya berada pada status tidak sehat (nilai ISPU: 10 l- t99) dengan efek menurunnya jaraic pandang dan terjadinya pengotoran debu.Kuantitas maupun kualitas dari segi pemantauan udara di DKI Jakarta perlu mendapat perhatian lebih. Penelitian ini didasarkan kepada data hasil pemantauan Bapedalda yang dianggap telah dapat mewakili kondisi kualitas udara ambien DKI Jakarta.
P Particulate as an primer air pollutant can predisposed health disturbance on human (specially PM 10 & PM 2,5) and will cau.scd even worse effect if it composed by poisonous matter such as Pb. Based on that fact, to find out about the concentrations trend and the pattern of spreading of particulate (as TSP) and Pb in DKI Jakarta (1990 to 1998), the ambient air tjunlity datas collected by Bapedalda can be used as an object ol research.There are three major steps on this research to reach the aim: first is ob.servation datns, continued by tr‹insloriniiig theiti into 'time series and spatial dnt•as' and the (ast one is analysis. The analysis it self divided in two part below:1. 7"iine series analysis : analysis of ambient air quality datu which have becn transformed info time series form. in tables and grafics.2. Spacial analysis : analysis of’ ambient air quality datas which have been transformed into spatial form; in contour map.s and PSI maps.The time series an‹ilysis shows that there is similar inclination of monthly average concentration for those two parameters, where the fluctuation of concentrate influenced by meteorological facts. such as down pouring of rain. For annual scale, the concentration ol TSP vary greatly so that one can not say that the trend of TSP's concentration in DKI Jakarta f’or the last nine years is up or down. On the contrary, the annual average concentration of Pb indicate thnt th0fo is a decreased phenomenon. That situation can happen under influenced by consumtion of Super TT, BB2L and BBG which increased largely nowadays.The tinier regression statistic analysis shows that rain. temperature. dampness and windspeed play important role in distributing & diluting of both partitneters.The result of spatial analysis in the form of contour and PSI maps are :1. TSP parametric : the spread of TSP's concentration each season and year during 1995 to 1998 in Dkl Jakarta showed .similar pattern: generally higher concentration of TSP founded ii: central areas (Mixed sites: urban-commercial-bussincss sites) besides North, West and East area in the northern .Jakarta (industrial sites). Tire wind proved has great influence to TSP's concentration in air (based on windrose per season infien thorn four meteorological stations in DKI Jakarta).2. lib parametric: The spread of Pb’s concentration in every season, on the other hand, does not showed similar pattern and neither is the annual scale. Even so, mixed sites between industrial-urban or urban-bussiness sites, with crowded traffic, have higher Pb's concentration.The limitations of the data obtained from the usual monitoring sites may. to some extend, account for inconsistencies in result in this research. So that the datas taken in thls research are assumed to hii,ve enough aGcurancy in presenting the ambient air quality in DkJ Jakarta. There is a deep need andrequirements for having a better air monitoring.