Studi pengaruh substitusi tailing bijih emas sebagai bahan campuran beton pada material lereng di disposal area
P PT ANTAM UBPE Pongkor melakukan kegiatan penambangan bijih emas secara underground dan pengolahan bijih emas dengan metode leaching sebagai salah satu tahapannya yang akan menghasilkan tailing. Tailing tersebut harus dimanfaatkan agar tidak mencemari lingkungan dengan dijadikan salah satu komposisi campuran beton dengan menggantikan sejumlah pasir dengan tailing lalu dijadikan beton perkuatan lereng dengan material clay dan sand pada lokasi tambang. Beton dibuat dengan menggunakan lima persentase tailing untuk mengganti sejumlah berat dari pasir dan dilakukan pengujian sifat fisik dan sifat mekanik pada Laboratorium Geomekanika FTKE Universitas Trisakti. Hasil pengujian ini menghasilkan data kuat batuan yang menjadi input dalam software RS2 yang menggunakan metode Finite Element untuk melihat nilai Strength Reduction Factor (SRF), total displacement dan maximum shear strain dari lereng material clay dan sand yang diberi perkuatan oleh beton campuran tailing. Dari permodelan dengan software RS2 menghasilkan bahwa lereng material clay dan sand dengan perkuatan beton campuran tailing memiliki nilai SRF, total displacement dan maximum shear strain yang lebih tinggi dari beton tanpa campuran tailing. Beton perkuatan lereng dengan tailing 40% merupakan beton dengan campuran tailing terbaik yang menghasilkan nilai SRF sebesar 1,17, total displacement sebesar 3,411 meter dan maximum shear strain sebesar 1,324 kPa pada lereng dengan material clay. Beton perkuatan lereng dengan tailing 60% merupakan beton dengan campuran tailing terbaik yang menghasilkan nilai SRF sebesar 1,31, total displacement sebesar 2,329 meter dan maximum shear strain sebesar 1,294 kPa pada lereng dengan material sand. Sehingga dapat dinyatakan bahwa beton dengan tambahan sejumlah tailing lebih direkomendasikan untuk menjadi beton perkuatan lereng clay dan sand dibanding dengan beton dengan komposisi sesuai SNI 7394-2008.
P PT ANTAM UBPE Pongkor carries out underground gold ore mining activities and gold ore processing using the leaching method as one of the stages which will produce tailings. The tailings must be utilized so as not to pollute the environment by being made into a concrete mix composition by replacing a certain amount of sand with tailings and then made into slope strengthening concrete with clay and sand materials at the mine site. Concrete is made using five percentages of tailings to replace a certain weight of sand and is tested for physical and mechanical properties at the Geomechanical Laboratory of the Faculty of Engineering, Trisakti University. The results of this test produce rock strength data which is input into the RS2 software which uses the Finite Element method to see Strength Reduction Factor (SRF) values, total displacement and maximum shear strain of clay and sand material slopes reinforced by tailings mixed concrete. Modeling with RS2 software results that the slopes of clay and sand materials with tailings mixed concrete reinforcement have higher SRF values, total displacement and maximum shear strain than concrete without tailings mixture. Slope reinforcement concrete with 40% tailings is the best mixed tailings concrete which produces an SRF value of 1.17, a total displacement of 3.411 meters and a maximum shear strain of 1.324 kPa on slopes with clay material. Slope reinforcement concrete with 60% tailings is the best mixed tailings concrete which produces an SRF value of 1.31, a total displacement of 2.329 meters and a maximum shear strain of 1.294 kPa on slopes with sand material. So it can be stated that concrete with the addition of a certain amount of tailings is more recommended for strengthening concrete for clay and sand slopes compared to concrete with a composition according to SNI 7394-2008.