Pengaruh kuat tekan dan setting time beton geopolimer menggunakan fly ash tipe c dengan penggunaan naoh dan koh sebagai alkali aktivator
B Beton terbuat dari semen yang merupakan hasil dari pembakaran serta menghasilkan gas CO2 yang berbahaya untuk lingkungan. Untuk itu perlu adanya bahan alternatif lain pengganti semen dalam pembuatan beton. Bahan alternatif yang dapat digunakan salah satunya adalah fly ash, yang merupakan hasil dari pembakaran batubara yang berasal dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Fly ash dikategorikan sebagai limbah B3 yang dapat mengganggu lingkungan. Untuk itu dengan memanfaatkan fly ash sebagai bahan pembuatan beton geopolimer akan menjadi solusi yang tepat. Beton geopolimer merupakan beton ramah lingkungan karena tidak menggunakan semen dalam proses pembuatannya. Beton geopolimer tidak menggunakan air sebagai pengikat, melaikan menggunakan alkali aktivator sebagai pengikatnya. Penelitian ini bertujuan untuk megetahui nilai karakteristik kuat tekan pada beton geopolimer dengan menggunakan fly ash tipe C dengan penggunaan NaOH dan KOH sebagai alkali aktivator jika dibandingkan dengan beton OPC. Pada penelitian ini perbandingan waterglass dengan NaOH 2:1 dan waterglass dengan KOH 2:1, variasi molaritas yang digunakan adalah 8M dan 12M. Metode curing yang digunakan adalah curing dengan oven selama 4 jam, dan curing dengan suhu ruangan. Kuat tekan rata – rata paling tinggi dihasilkan oleh beton yang menggunakan 12M KOH pada usia 28 hari sebesar 51.83 MPa menggunakan metode curing oven 4 jam. Pada pengujian waktu ikat beton geopolimer, waktu ikat awal tercepat terjadi beton geopolimer 8M NaOH yaitu pada menit ke 19 dan waktu ikat akhirnya pada menit ke 33 dan waktu ikat awal terlama pada beton geopolimer terjadi pada beton geopolimer 12M KOH yaitu pada menit ke 35 dan waktu ikat akhirnya pada menit ke 90.
C Concrete is made of cement which is the result of combustion and produces CO2 gas which is harmful to the environment. For this reason, there is a need for alternative materials to replace cement in the manufacture of concrete. One of the alternative material that can be used is fly ash, which is the result of burning coal from steam power plants (PLTU). Fly ash is categorized as B3 waste that can disturb the environment. For this reason, using fly ash as a material for making geopolymer concrete will be the right solution. Geopolymer concrete is environmentally friendly concrete because it does not use cement in the manufacturing process. Geopolymer concrete does not use water as a binder, but uses alkaline activator as a binder. This study aims to determine the value of the compressive strength characteristics of geopolymer concrete using type C fly ash with the use of NaOH and KOH as alkali activators when compared to OPC concrete. In this study the ratio of waterglass with NaOH 2:1 and waterglass with KOH 2:1, the variation of molarity used is 8M and 12M. The curing method used is curing in an oven for 4 hours, and curing at room temperature. The highest average compressive strength produced by concrete using 12M KOH at the age of 28 day was 51.83 MPa using the oven curing method. The fastest initial setting time occurred in 8M NaOH geopolymer concrete at 19 minutes and the final setting time at 33 minutes and the longest initial setting time for geopolymer concrete occurred in 12M KOH geopolymer concrete at 35 minutes and the final setting time at the 90 minute.