P Perkembangan dan perubahan tata guna lahan yang terjadi di Kota Serang menimbulkan bangkitan dan tarikan perjalanan baru yang sangat berpengaruh terhadap perubahan pola pergerakan lalu lintas yang ada, sebagai Ibukota Provinsi Banten, keberadaan Kota Serang diharapkan dapat mendorong perkembangan wilayah dan perekonomian di wilayah sekitar, hal ini tentunya perlu didukung dengan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai sebagai penunjang aktivitas penduduknya. Kinerja ruas Jalan Bts. Kota Serang – Bts. Kota Tangerang yang merupakan jalan arteri saat ini sudah memiliki V/C Ratio 0,80 dengan Tingkat Pelayanan/ LoS D yang menandakan kinerja ruas jalan tersebut buruk. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dilakukan identifikasi dan penanganan masalah lalu lintas khususnya di Kawasan Kota Serang Baru dengan memberikan usulan manajemen lalu lintas dan desain rekayasa yang secara langsung memberikan manfaat bagi pengguna jalan. Penelitian ini menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997 dan alat bantu aplikasi berupa PTV Vissim. Berdasarkan hasil validasi, data model tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan data eksisting. Oleh karena itu, data model dapat digunakan untuk peramalan 15 tahun mendatang yaitu tahun 2038, hasil kinerja Jalan Bts. Kota Serang – Bts. Kota Tangerang pada tahun 2038 memiliki V/C Ratio 1,35 dengan Tingkat Pelayanan/ LoS F. Untuk meningkatkan kinerja ruas jalan dan kinerja jaringan jalan terdapat beberapa penanganan yang diusulkan. Diantaranya adalah pengaturan hambatan samping, penutupan bukaan median simpang 3 komplek untirta, pemasangan ATCS pada simpang terminal pakupatan, simpang parung dan simpang pakupatan, serta melakukan pelebaran jalan pada ruas Jalan Bts. Kota Serang – Bts. Kota Tangerang. Upaya penanganan yang dilakukan pada tahun 2038 ini telah menghasilkan kinerja yang membaik untuk ruas Jalan Bts. Kota Serang – Bts. Kota Tangerang dengan V/C Ratio 0,64, kecepatan 39,64 km/ jam dan Tingkat Pelayanan/ LoS C.