Dampak perbedaan pemahaman stakeholder terhadap efektivitas metode design and build dalam pembangunan rumah jabatan menteri di ikn
Pembimbing 3 : M Habib Arrohman I
Penerbit : FTSP - Usakti
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2025
Pembimbing 1 : Nurhikmah Budi Hartanti
Kata Kunci : Design and Build, Stakeholder Management, Construction Project, Ibu Kota Nusantara (IKN), Perceptual
Status Posting : Published
Status : Lengkap
No. | Nama File | Hal. | Link |
---|---|---|---|
1. | 2025_TS_MAR_152012210008_Halaman-Judul.pdf | 13 | |
2. | 2025_TS_MAR_152012210008_Surat-Pernyataan-Revisi-Terakhir.pdf | 1 | |
3. | 2025_TS_MAR_152012210008_Surat-Hasil-Similaritas.pdf | 1 | |
4. | 2025_TS_MAR_152012210008_Halaman-Pernyataan-Persetujuan-Publikasi-Tugas-Akhir-untuk-Kepentingan-Akademis.pdf | 1 | |
5. | 2025_TS_MAR_152012210008_Lembar-Pengesahan.pdf | 1 | |
6. | 2025_TS_MAR_152012210008_Pernyataan-Orisinalitas.pdf | 1 | |
7. | 2025_TS_MAR_152012210008_Formulir-Persetujuan-Publikasi-Karya-Ilmiah.pdf | 1 | |
8. | 2025_TS_MAR_152012210008_Bab-1.pdf | 5 | |
9. | 2025_TS_MAR_152012210008_Bab-2.pdf | 8 |
|
10. | 2025_TS_MAR_152012210008_Bab-3.pdf | 17 |
|
11. | 2025_TS_MAR_152012210008_Bab-4.pdf | 88 |
|
12. | 2025_TS_MAR_152012210008_Bab-5.pdf | 23 | |
13. | 2025_TS_MAR_152012210008_Daftar-Pustaka.pdf | 3 | |
14. | 2025_TS_MAR_152012210008_Lampiran.pdf | 32 |
|
P Pembangunan ibu kota nusantara (ikn) menuntut percepatan dan efisiensi yang tinggi, sehingga metode rancang dan bangun (design and build) diadopsi secara luas, termasuk dalam proyek strategis seperti pembangunan rumah tapak jabatan menteri (rtjm). metode ini dipilih dengan harapan dapat menghemat waktu dan biaya secara signifikan. namun, temuan di lapangan justru memperlihatkan hal sebaliknya: proyek rtjm menghadapi berbagai anomali kinerja, seperti revisi kontrak yang berulang hingga 11 adendum, keterlambatan jadwal, serta fragmentasi proses pelaksanaan. paradoks ini menjadi sorotan utama dalam penelitian, yang bertujuan melakukan analisis kritis terhadap akar permasalahan efektivitas metode d&b pada proyek tersebut. hipotesis sentral yang diajukan ialah bahwa ketidakefisienan yang muncul di tingkat teknis dan prosesual sebenarnya merupakan manifestasi dari masalah mendasar berupa perbedaan persepsi (perceptual gap) antar pemangku kepentingan utama.penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berbasis studi kasus tunggal, dengan sumber data primer berupa dokumen-dokumen resmi proyek seperti kontrak awal (spk/ssuk/sskk), dokumen ketentuan ppk (kppk), dan berita acara serah terima pertama (pho). analisis dilakukan melalui pemetaan matriks interaksi untuk menelusuri rantai kausalitas permasalahan pada setiap fase proyek.hasil analisis menunjukkan bahwa perbedaan pemahaman antar stakeholder bukan sekadar masalah komunikasi, melainkan merupakan gejala dari ketidakefisienan sistemik yang berakar pada empat aspek utama. pertama, fondasi kontrak yang lemah sejak awal, terlihat dari kppk yang ambigu dan alokasi risiko yang cenderung tidak proporsional kepada penyedia jasa. kedua, terdapat benturan paradigma antara filosofi d&b yang menuntut fleksibilitas dengan kebiasaan owner yang cenderung melakukan kontrol mikro terhadap desain. ketiga, dualisme struktur pengawasan (antara mk proyek dan mk induk kawasan) menyebabkan fragmentasi otoritas dan arahan yang dapat saling bertentangan. keempat, terdapat diskoneksi internal di dalam entitas penyedia jasa, khususnya antara tim perencana dan tim pelaksana di lapangan.dengan demikian, kegagalan efektivitas metode d&b pada proyek rtjm bukanlah akibat dari satu faktor tunggal, melainkan hasil dari rangkaian masalah yang dimulai dari kelemahan struktural pada tahap perikatan kontrak, diperparah oleh benturan budaya kerja, serta termanifestasi dalam konflik peran dan alur kerja yang tidak efisien di lapangan. penelitian ini merekomendasikan perlunya pematangan dokumen kebutuhan pra-kontrak, perubahan paradigma kemitraan oleh pengguna jasa, serta klarifikasi alur komando dalam struktur pengawasan sebagai langkah kunci untuk memperbaiki implementasi proyek d&b pemerintah di masa mendatang.
T The development of ibu kota nusantara (ikn), the new capital of indonesia, demands innovative construction methods to meet aggressive political targets. the integrated design-build (d&b) method was widely selected, including for the strategic ministerial residence (rtjm) project, with the expectation of achieving time and cost efficiency. however, this case study of the rtjm project reveals a paradox: instead of efficiency, the project experienced a series of performance anomalies such as massive rework (reflected in 11 contract addendums), schedule delays, and process fragmentation. this research aims to critically analyze the root causes of this failure in the d&b method\\\'s effectiveness. the primary hypothesis is that the inefficiencies at the technical and procedural levels are manifestations of a more fundamental failure: a perceptual gap among key stakeholders.using a qualitative approach with a single-case study design, this research analyzes primary data from authentic project documents, including the initial contract (spk/ssuk/sskk), employer’s requirements (kppk), and the first handover certificate (pho). the analysis was conducted through interaction matrix mapping to trace the causal chain of problems across each project phase.the findings indicate that \\\"perceptual differences\\\" are not merely a miscommunication issue but a symptom of systemic inefficiency rooted in four main pillars: (1) a fragile contractual foundation from the outset, characterized by an ambiguous kppk and a disproportionate allocation of risk to the d&b provider. (2) a paradigm clash between the d&b philosophy, which demands flexibility, and the institutional practices of the owner, which tended towards design micromanagement. (3) a dual supervision structure (a project-specific construction management team and a separate supervising entity for the entire ikn development), which created fragmented authority and potentially contradictory directives. (4) an internal disconnection within the d&b provider entity between the design and site execution teams.in conclusion, the failure of the d&b method\\\'s effectiveness in the rtjm project was not caused by a single factor but by a cascade of problems. these problems originated from structural weaknesses in the contracting phase, were exacerbated by a clash of work cultures, and manifested as role conflicts and inefficient workflows on-site. this research recommends the maturation of pre-contract requirement documents, the adoption of a partnership paradigm by the owner, and the clarification of the command chain within the supervision structure as key improvements for the implementation of future government d&b projects.