Hubungan konsumsi minuman ringan berkarbonasi dengan tingginya indeks massa tubuh
I Indeks massa tubuh (IMT) merupakan indeks sederhana yang dihitung sebagai berat dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan dalam meter kuadrat (kg/m2). IMT dapat digunakan untuk memperkirakan prevalensi dan risiko terhadap kejadian obesitas. Terjadinya obesitas dapat disebabkan berbagai faktor, salah satunya adalah mengkonsumsi minuman ringan berkarbonasi. Minuman ringan berkarbonasi dipandang sebagai kontributor terhadap kejadian gizi lebih dan obesitas khususnya dikalangan remaja. Menurut WHO, satu dari sepuluh anak di dunia mengalami kegemukan. Perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menentukan hubungan konsumsi minuman ringan berkarbonasi dengan tingginya IMT dengan responden penelitian pada kisaran usia remaja di salah satu sekolah di Jakarta. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015. Sampel dipilih dengan metode simple random sampling berjumlah 192 responden yang dilaksanakan di SMPI Al-Azhar Kelapa Gading. Penelitian menggunakan studi analitik dengan desain cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner mengenai dan data sekunder. Untuk melihat hubungan antara konsumsi minuman ringan berkarbonasi dengan tingginya indeks massa tubuh digunakan uji Chi-square. Batas kemaknaan yang digunakan adalah p<0,05. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian responden memiliki frekuensi konsumsi tinggi (34,9%), dan memiliki IMT tinggi (48,4%). Hasil uji analisis menyatakan terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara konsumsi minuman ringan berkarbonasi dengan tingginya indeks massa tubuh (p=0.010). Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara frekuensi konsumsi minuman ringan berkarbonasi dengan tingginya IMT pada siswa SMPI AL-Azhar Kelapa Gading.Kata kunci : remaja, minuman ringan berkarbonasi, IMT, obesitas.
B Body mass index (BMI) is a simple index that is calculated as weight in kilograms divided by height in meters squared (kg / m2). BMI can be used to estimate the prevalence and risk of obesity. The occurrence of obesity can be caused by various factors, one of which is consuming carbonated soft drinks. Carbonated soft drinks are seen as contributors to the incidence of over nutrition and obesity, especially among adolescents. According to WHO, one in ten children in the world is overweight. Research needs to be done that aims to determine the relationship of consumption of carbonated soft drinks with high BMI with research respondents in the age range of adolescents in one of the schools in Jakarta. The study was conducted in November 2015. Samples were selected by simple random sampling method totaling 192 respondents held at SMPI Al-Azhar Kelapa Gading. The study used analytic studies with a cross sectional design. Data collection is done using a questionnaire regarding and secondary data. To see the relationship between consumption of carbonated soft drinks with high body mass index, Chi-square test was used. The significance limit used is p <0.05. This study shows that some respondents have a high frequency of consumption (34.9%), and have a high BMI (48.4%). The results of the analysis showed that there was a statistically significant relationship between the consumption of carbonated soft drinks with a high body mass index (p = 0.010). This study shows that there is a relationship between the frequency of consumption of carbonated soft drinks with high BMI in AL-Azhar SMPI Kelapa Gading students. Key words: adolescents, carbonated soft drinks, BMI, obesity.