Distribusi frekuensi kelainan di dalam mulut pada penderita sindroma down: Kajian pada SLB bagian C Dian Grahita Kemayoran, Jakarta
S Sindroma Down adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan kelainan kromosom. Biasanya dalam bentuk 3 buah kromosom yang seharusnya sepasang, kromosom no. 21. Insidensi sindroma Down di dalam populasi cukup tinggi, yaitu 2,07%(Biro Statistik, 1980 cit. Noerdin, 1999). Anak-anak penderita sindroma Down biasanya menderita retardasi mental dari ringan sampai berat. Menurut literatur terdapat kelainan gigi dan kelainan lain di dalam rongga mulut yang berkaitan dengan sindroma Down. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jenis dan frekwensi kelainan di dalam mulut penderita sindroma Down. Subyek penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis dan frekwensi kelainan di dalam mulut penderita sindroma Down. Subyek penelitian ini adalah 50 anak penderita sindroma Down di SLB Bagian C Dian Grahita Kemayoran, Jakarta. Hasil dari penelitian ini adalah : 26% subyek memiliki kelainan mikrodontia; 28% hipoplasia; 40% spacing; gigi konus ditemukan pada 30% subyek; hipodontia pada 28% subyek. Def-t pada kelompok usia 4-12 tahun, termasuk pada kategori tinggi (5,12), tetapi DMF-T pada usia kelompok ini termasuk dalam kategori rendah (2,08). DMF-T pada kelompok usia 13- 21 tahun termasuk dalam kategori sedang (2,8). Gingival indeks pada anak-anak ini termasuk dalam kategori sedang. Hasil : umumnya kelainan di dalam mulut pada penderita sindroma Down pada penelitian ini hampir sama dengan yang ditemukan didalam literatur.
D Down syndrome is a condition known to be associated with chromosomal abnormality. Usually in the form of three in place of a pair chromosome 21. According to Biro statistik (1980, cit. Noerdin, 1999c) the incidents of Down syndrome in population is relatively high (2,07%). Down syndrome are mentally retarded to some degree. According to the literature, there are dental anomalies and oral conditions associated with down syndrome. The purpose of this research is to find out the frequency and type of dental anomalies and oral conditions in children with Down syndrome. The subject of this research was 50 children with Down syndrome at SLB Bagian C Dian Grahita Kemayoran, Jakarta. Results of the research: 26% of subjects have microdontia; 28% have hypoplasia teeth; 40% spacing; conical teeth found in 30% subject; hypodontia in 28% subjects. The def-t average in subjects aged 4-12 years is relatively high (5,12) but the DMF-T of these subjects is in the category moderate. Results: Most of the anomalies and oral conditions of the subjects with Down syndrome in this research is similar to those in literature.