Hubungan timah dalam air dan karies gigi pada penduduk di Bangka Belitung
L LATAR BELAKANG Data dari Riskesdas 2013 prevalensi karies mencapai 19,4% Bangka belitung merupakan salah satu penghasil timah terbesar di dunia yang menjadi sumber pendapatan dan perekonomian sehingga penduduk yang tinggal di sekitar penambangan timah bermata pencaharian sebagai penambang. Lokasi penambangan timah di daerah ini dekat dengan pemukiman penduduk, lokasi mata pencaharian dan sumber mata air untuk kebutuhan penduduk. Salah satu kontaminasi dari lokasi penambangan yang berdekatan dengan pemukiman ini adalah efek karies/gigi berlubang pada kehidupan penambang timah. METODE Penelitian ini dilakukan dengan metode observasional bersifat analitik yaitu dengan menghubungkan data kandungan timah dalam air pada 2 lokasi dengan jarak yang berbeda antara pemukiman penduduk asli Bangka Belitung terhadap lokasi pabrik PT. Timah tbk sebagai variabel bebas dan Penghitungan indeks karies gigi sebagai varieabel tergantung dengan pendekatan cross-sectional). Pada penelitian ini yang digunakan adalah analisis bivarat antara hubungan kandungan air timah dengan indeks karies gigi pada penduduk asli Bangka Belitung yang berdomisili di sekitar PT. Timah tbk. Analisis diolah dengan program SPSS 21.0. HASIL Dari tabel dapat dilihat bahwa subjek penelitian di Puskesmas berasal dari kelompok umur yang beragam dengan frekuensi yang tidak dominan dimana ditemukan usia 36-45 tahun lebih banyak terkena karies yaitu sebesar 29,3% atau sejumlah 44 orang. Subjek penelitian didominasi oleh pasien berjenis kelamin perempuan, yaitu sebesar 66,7% atau sejumlah 100 dari total keseluruhan subjek penelitian. Pada penelitian ini didapatkan hubungan antara kandungan timah (Sn) dalam air dengan kejadian karies gigi. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kesimpulan yang diambil mengenai hubungan antara kandungan timah dalam air dan karies gigi pada penduduk di Bangka Belitung didapatkan nilai P sebesar 0,00 maka disimpulkan terdapat hubungan antara kandungan timah dalam air dan karies gigi pada penduduk di Bangka Belitung
B BACKGROUND Data from Riskesdas 2013, the prevalence of caries reached 19.4%. Bangka Belitung is one of the largest tin producers in the world, which is a source of income and the economy so that residents living around tin mining work as miners. The tin mining location in this area is close to residential areas, livelihood locations and water sources for the needs of the population. One of the contaminations from the mining site adjacent to this settlement is the effect of caries/cavities on the life of tin miners. METHOD This research was conducted using an analytical observational method, namely by connecting the data on the lead content in water at 2 locations with different distances between the original inhabitants of Bangka Belitung and the factory location of PT.Timah tbk as the independent variable and the calculation of the dental caries index as the variable depending on the cross-sectional approach). In this study, the bivarat analysis used was the relationship between the water content of lead and the dental caries index of the indigenous people of Bangka Belitung who lived around PT.Timah tbk. The analysis was processed with the SPSS 21.0 program. RESULTS From the table it can be seen that the research subjects at the Puskesmas came from various age groups with a non-dominant frequency where it was found that the age of 36-45 years was more affected by caries, namely by 29.3% or 44 people. The research subjects were dominated by female patients, namely 66.7% or 100 of the total research subjects. In this study, it was found a relationship between the content of lead (Sn) in water and the incidence of dental caries. CONCLUSION Based on the research that has been carried out, the conclusions drawn about the relationship between the lead content in water and dental caries in the population in Bangka Belitung obtained a P value of 0.00, it is concluded that there is a relationship between the lead content in water and dental caries in residents in Bangka Belitung.