DETAIL KOLEKSI

Usulan perancangan perbaikan dengan metode six sigma dan metode failure mode and effect analysis untuk meningkatkan kualitas produk kain tetoron rayon di PT. Indonesia Synthetics Textile Mills


Oleh : Dennis Ratio

Info Katalog

Penerbit : FTI - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2011

Pembimbing 1 : Johnson Saragih

Pembimbing 2 : Wawan Kurniawan

Subyek : Textile industry;Quality control

Kata Kunci : six sigma, failure mode and effect analysis, PT. Indonesia Synthetics Textile Mills

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2011_TA_TI_06306086_1_Halaman-Judul.pdf 21
2. 2011_TA_TI_06306086_2_Bab-1.pdf 5
3. 2011_TA_TI_06306086_3_Bab-2.pdf
4. 2011_TA_TI_06306086_4_Bab-3.pdf
5. 2011_TA_TI_06306086_5_Bab-4.pdf
6. 2011_TA_TI_06306086_6_Bab-5.pdf
7. 2011_TA_TI_06306086_7_Bab-6.pdf
8. 2011_TA_TI_06306086_8_Bab-7.pdf
9. 2011_TA_TI_06306086_9_Daftar-Pustaka.pdf 2
10. 2011_TA_TI_06306086_10_Lampiran.pdf

P PT. Indonesia Synthetic Textile Mills (PT. ISTEM) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang tekstil dan memproduksi kain bahan polyester / rayon blended fabric (piece dyed fabric). Pada Dept.Dyeing terdapat 3 jenis kain yang digunakan untuk pencelupan yaitu kain Polyester, Tetoron Rayon (T/R) dan Tetoron Kathionic Rayon (TKR). Rata-rata persentase cacat terbanyak terdapat pada produk kain T/R dengan proses circular yaitu 45.5%. Perusahaan perlu melakukan tindakan untuk meningkatkan kualitas hasil produksi. Dalam peningkatan kualitas dilakukan penelitian dengan menerapkan metode Six Sigma dengan tahapan DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve dan Control) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Perusahaan saat ini memiliki nilai DPMO sebesar 16.000 dan berada pada level 3,64 sigma. Untuk membantu perusahaan dalam upaya peningkatan kualitas proses produksi dan level sigma, maka perlu dilakukan analisa serta perbaikan terhadap proses circular. Analisa dan perbaikan ini dilakukan dengan membuat tabel FMEA untuk mengetahui penyebab kegagalan utama yang selanjutnya akan prioritas dalam penanganan masalah. Dari hasil analisa dan tabel Risk Priority Number (RPN) dapat diketahui penyebab masalah kegagalan yaitu komposisi zat warna yang tidak tepat dengan rulai RPN 280, pencampuran chemical yang tidak merata den mlai RPN 240 dan pagakuran suhu yang tidak stabil dengan nilai RPN 224. Pada penelitian ini menghasilkan beberapa usulan perbaikan untuk meminimasi penyebab kegagalan agar kualitas produk dapat mengalami peningkatan. Beberapa usulan ini berupa melakukan pengecekan warna yang sudah diinput, pembersihan tempat pengadukan oleh operator sebelum proses berlangsung, membuat SOP pencampuran warna dengan terperinci, mengoptimalkan penggunaan alarm agar mudah diketahui jika suhu berubah. Setelah usulan perbaikan diimplementasikan maka akan diperoleh peningkatan nilai DPMO sebesar 10.400 dan berada pada level 3,81 sigma.

P PT. Indonesia Synthetic Textile Mills (PT ISTEM) is a company engaged in textiles and produce fabric polyester / rayon blended fabric (piece dyed fabric). In Dept.Dyeing there are 3 types of fabrics used for dyeing fabric Polyester, Tetoron Rayon (T / R) and Tetoron Kathionic Rayon (TKR). The average percentage of most defects is found in the T / R fabric product with a circular process of 45.5%. Companies need to take action to improve the quality of production. In improving the quality of research done by applying Six Sigma method with DMAIC stages (Define, Measure, Analyze, Improve and Control) and Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). The company currently has a DPMO of 16,000 and is at 3.64 sigma level. To assist companies in improving the quality of production process and sigma level, it is necessary to analyze and improve the circular process. This analysis and improvement is done by creating FMEA table to find out the main cause of failure which will be the priority in handling the problem. From result of analysis and table of Risk Priority Number (RPN) can be known cause of failure problem that is improper dye composition with Rulai RPN 280, uneven chemical mixing with RPN 240 and unstable temperature pagakuran with value of RPN 224. In research this results in several proposed improvements to minimize the cause of failure to improve product quality. Some of these suggestions include checking the color that has been inputted, cleaning the stirring place by the operator before the process, making SOP color mixing in detail, optimizing the use of the alarm to be easily known if the temperature changed. After the proposed improvements are implemented, an increase in DPMO value of 10,400 is at 3.81 sigma level.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?