Studi n-shaped environmental kuznets curve di indonesia: pengaruh aktivitas ekonomi dan konsumsi energi fosil per kapita terhadap emisi co2 per kapita
P enelitian ini bertujuan untuk menguji keberadaan Environmental Kuznets Curve (EKC) yang berbentuk N dalam menjelaskan hubungan antara GDP per kapita dengan tingkat emisi CO2 per kapita serta mengetahui pengaruh konsumsi energi fosil per kapita serta aktivitas ekonomi yaitu industrialisasi, urbanisasi, dan keterbukaan perdagangan terhadap emisi CO2 per kapita di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah Autoregressive Distributed Lag (ARDL) untuk memperoleh hasil estimasi pada jangka pendek dan jangka panjang. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari tahun 1971-2021 yang diperoleh dari World Bank dan Our World In Data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara GDP per kapita dengan emisi CO2 per kapita di Indonesia memiliki bentuk N terbalik. Pendugaan turning point pada hubungan ini yaitu untuk turning point pertama ketika GDP per kapita sebesar USD 1347,08 dan untuk turning point kedua ketika GDP per kapita sebesar USD 7634,26. Industrialisasi dan konsumsi energi fosil per kapita berpengaruh positif terhadap emisi CO2 baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.Sementara itu, keterbukaan perdagangan memiliki pengaruh negatif terhadap emisi CO2 per kapita pada jangka pendek dan panjang, serta keterbukaan perdagangan berpengaruh negatif terhadap emisi CO2 per kapita hanya dalam jangka panjang. Berdasarkan hasil estimasi, penelitian ini menyarankan agar Indonesia dapat menerapkan konsep green economy secara luas, mempercepat transisi energi, dan mendorong pengembangan industri berbasis teknologi tinggi & jasa untuk mencapai target penurunan emisi CO2.
T his study aims to examine the existence of the N-shaped Environmental Kuznets Curve (EKC) in explaining the relationship between GDP per capita and the level of CO2 emissions per capita and knowing the effect of per capita fossil energy consumption and economic activities, namely industrialization, urbanization, and trade openness to CO2 emissions per capita in Indonesia. The research method used is Autoregressive Distributed Lag (ARDL) to obtain estimated results in the short and long term. This study used secondary data from 1971-2021 obtained from the World Bank and Our World In Data. The results of this study show that the relationship between GDP per capita and CO2 emissions per capita in Indonesia has an inverted N shape. The estimation of the turning point in this relationship is for the first turning point when GDP per capita is USD 1347.08 and for the second turning point when GDP per capita is USD 7634.26. Industrialization and consumption. Industrialization and per capita fossil energy consumption have a positive effect on CO2 emissions both in the short and long term. Meanwhile, trade openness has a negative influence on CO2 emissions per capita in the short and long term, and trade openness has a negative effect on CO2 emissions per capita only in the long term. Based on the estimated results, this study suggests that Indonesia can apply the concept of green economy broadly, accelerate the energy transition, and encourage the development of high-tech & service-based industries to achieve CO2 emission reduction targets.