K elainan hati adalah istilah luas yang mencakup semua masalah potensial yang menyebabkan hati gagal menjalankan fungsinya. Biasanya, fungsi hati mulai menurun ketika terjadi kerusakan jaringan hati sebanyak lebih dari 75%. Etiologi dari kelainan hati antara lain, alkoholik, non alkoholik (obesitas, hiperlipidemia, dan diabetes mellitus), virus (hepatitis A, B, C), genetik (defisiensi antitripsin alfa-1, Hemochromatosis herediter, Wilson disease), autoimun (Primary biliary cirrhosis [PBC], Primary Sclerosing Cholangitis [PSC], Autoimmune hepatitis [AIH]), dan penyebab lainnya (obat-obatan; amiodaron, isoniazid, metotreksat, fenitoin, nitrofurantoin, vascular, Sindrom Budd-Chiari, idiopatik/kriptogenik). Tes fungsi hati (LFT) adalah alat skrining yang bermanfaat, yang merupakan modalitas yang efektif untuk mendeteksi disfungsi hati. Karena hati melakukan berbagai fungsi sehingga tidak ada tes tunggal yang cukup untuk memberikan perkiraan lengkap fungsi hati. Seringkali dokter dihadapkan dengan laporan yang tidak sesuai dengan kondisi klinis pasien dan mereka menghadapi kesulitan dalam menafsirkan LFT. Suatu upaya sedang dilakukan untuk mempelajari dan memahami LFT dan menyederhanakan interpretasi mereka dengan algoritma. Penulis meninjau dan menganalisis data mengenai fungsi pemeriksaan SGPT terhadap kelainan hati, patofisiologi penyakit hati. Metode Basis data PubMed dan Google Cendekia dicari menggunakan istilah kunci SGPT, fungsi hati, ALT. Teks lengkap dari artikel yang diambil diakses. Hasil dari tinjauan literatur yang penulis adalah dengan adanya lemak pada sel hati, beban kerja sel hati akan meningkat dan akan menjadi lebih mudah mengalami kerusakan. Saat terjadi kerusakan sel hati, enzim alanine transaminase yang digunakan dalam metabolisme menjadi sia-sia, kemudian jumlahnya akan meningkat dan masuk ke dalam aliran darah.