Pengaruh kecepatan potong pada proses bubut terhadap rasio pemampatan tebal geram
P roses pemesinan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan manufaktur untuk memproduksi suatu barang. Setiap kombinasi putaran dan benda kerja menghasilkan karakteristik pemotongan yang khas / spesifik. Salah satu indikator kebagusan perencanaan proses pemotongan adalah dengan mengetahui 27,1. 2k yang baik adalah Ah sekecil mungkin maka temperatur pemotongan dan daya pemotongan juga kecil, sehingga menunjukan perencanaan proses pemesinan yang baik. untuk itu dilakukan pengujian pemotongan material baja S45C, VCN, dan Stainless Steel dengan pahat Karbida. Parameter yang diukur pada pengujian ini adalah panjang geram sebelum dipotong (L) dan panjang geram sesudah dipotong (La). Hal ini bisa dilakukan dengan cam memberi alur sempit pada benda kerja sehingga geram akan terputus bila melewati alur tersebut. Selanjutnya Ahdapat dihitung berdasarkan L & Lc. Dari data pengukuran yang dianalisis akan dapat ditarik kesimpulan 2, yang paling diharapkan.
T he machining process is an inseparable part of manufacturing activities to produce an item. Each combination of turns and workpieces produces a specific cutting characteristic. One indicator of the good planning of the cutting process is knowing 27.1. A good 2k is Ah as small as possible, so the cutting temperature and cutting power are also small, thus indicating good machining process planning. For this reason, the cutting test of S45C, VCN, and Stainless Steel materials is carried out with a carbide chisel. The parameters measured in this test were the length of the chip before cutting (L) and the length of the chip after being cut (La). This can be done with the cam giving a narrow groove in the workpiece so that the spit will be cut off as it passes through the groove. Then Ah can be calculated based on L & Lc. From the analyzed measurement data, conclusions can be drawn 2, which is the most expected.