Korelasi antara kedalaman sinus frontalis dan sudut FM pada ras deuteromelayu : Kajian sefalogram lateral pada anak usia 8-18 tahun di Jakarta Barat
L atar belakang: Pola pertumbuhan fasial penting untuk diketahui oleh seorangdokter gigi dan ortodontis. Berbagai macam variasi parameter pola pertumbuhanfasial telah dikemukakan oleh beberapa peneliti salah satunya adalah sudut FM.Namun sinus frontalis diketahui dapat dengan mudah terlihat pada sefalogramlateral dan tumbuh kembangnya bersamaan dengan tumbuh kembang kraniofasial.Sinus frontalis beberapa kali diteliti memiliki hubungan dengan pola pertumbuhanfasial pada ras di luar Indonesia. Tujuan: Untuk mengetahui korelasi antarakedalaman sinus frontalis dan sudut FM pada ras Deuteromelayu usia 8-18 tahun.Metode: Penelitian observasional analitik dengan rancangan potong silangdilakukan dengan mengukur kedalaman sinus frontalis dengan metode erturk dansudut FM pada sefalogram lateral. Sebanyak 98 sefalogram diukur dalampenelitian. Hasil: Tidak didapatkan hasil korelasi yang signifikan antarakedalaman sinus frontalis dan sudut FM dengan nilai P 0,754>0,05 pada ujiPearson. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasiantara kedalaman sinus frontalis dan sudut FM pada ras Deuteromelayu usia 8-18tahun di Jakarta Barat
B ackground: The facial growth pattern is essential to be known by dentists andorthodontists. Several scientists have proposed variations of parameters of facialgrowth patterns; one of them is FM angle. However, frontal sinus known caneasily view lateral cephalogram and the synchronous growth as craniofacialgrowth. Frontal sinus has been studied several times to have a relationship withfacial growth patterns in races outside Indonesia. Aim: to know the correlationbetween frontal sinus depth and FM angle in in West Jakarta children aged 8-18years. Method: Analytic observational research with cross-sectional study doneby measuring frontal sinus depth and FM angle on the lateral cephalogram. Atotal of 98 sample were measured in this study. Result: There is no significantcorrelation between frontal sinus depth and FM angle with 0,754>0,05 on thePearson test. Conclusion: This study shows that there is no correlation betweenfrontal sinus depth and FM angle in the Deutero-Malay race in West Jakartachildren aged 8-18 years.