Analisis penyebaran debu jatuh (partikulat) dari proses produksi PT. Krakatau Steel, Cilegon
P T. Krakatau Steel (PT. KS) merupakan produsen baja sebagai pelopor dalam industri besi dan baja nasional yang telah berkembang menjadi produsen baja yang terbesar di wilayah Asia Tenggara. Sebagai industri baja, PT. KS menghasilkan bahan pencemar udara berupa partikulat (debu), dan bahan pencemar lain yang dapat membahayakan mahluk hidup dan menurunkan kualitas lingkungan. Oleh karena itu diperlukan suatu analisa mengenai penyebaran debu jatuh yang terjadi di daerah industri tersebut.Debu jatuh atau dustfall berasal dari debu atau partikulat berukuran 1 - 500 pm yang terpisah dari atmosfer karena mengalami pengendapan basah akibat tersiram oleh hujan atau akibat dari berat partikel itu sendiri dan terbawa oleh angin sehingga turun menuju permukaan tanah. (Lynn, 1976)Lokasi lima titik sampling yang diambil selama masa pengukuran merupakan titik-titik yang berada di daerah industri yang searah dengan arah angin dan berjarak 0.5 km, 1.15 km, 1.4 km, 1.55 km, dan 2.6 km. Pengambilan debu jatuh menggunakan gelas penangkap debu (dustfall sampler) dengan diameter mulut corong sebesar 15 cm, kemudian dianalisa di laboratorium. Hasil pengukuran di lapangan berada di bawah baku mutu yaitu 0.771 I/km /mo, 3.874 I/km*/mo, 2.751 I/km /mo dan dua titik yang berada di atas baku mutu yaitu 24.096 I/km*/mo dan 33.140 I/km*/mo (baku mutu menurut PP. 41/1999 sebesar 20 I/km*/mo).Hasil perhitungan teoritis berada di bawah baku mutu yaitu 18.802 I/km*/mo, 19.368 I/km /mo, 18.804 I/km*/mo, dan 18.862 I/km'/mo sehingga dapat diartikan bahwa kondisi lingkungan masih baik.Hubungan antara hasil pengukuran di lapangan dengan hasil perhitungan teoritis menunjukkan korelasi negatif. Hal ini ditunjukkan dengan persamaan regresi y = -0.0036x + 18.903 dan koefisien determinasi (R2) sebesar 0.258. Sebaiknya dilakukan suatu analisa intensif terhadap kandungan kimia debu jatuh sehingga dapat diprediksikan apakah debu jatuh tersebut memang berasal dari aktivitas produksi atau dari aktivitas Iain.
P T. Krakatau Steel (PT. KS) is a pioneer in the national iron and steel industry. It has grown to be the biggest steel producer in South East Asia. As a steel producer, PT. KS emits air pollutants such as particulates (dust) and other gasses that can be harmful to living beings and decreases environmental quality. Therefore, an analysis of dustfall dispersion in industrial area at PT. KS is needed.Dustfall includes particulates 1 to 500 pm in diameter, separated from the atmosphere by rains fall and gravity. It’s spread by the wind before falling to the ground.During the measurement in this study, they were five sampling points an industrial area down wind from the source at distances at 0.5, 1.15, 1.4, 1.55, and 2.6 kms. A dustfall was measured using dustfall sampler with measured 15 cm at the funnel’s mouth; their contents were analyzed in a laboratory. Based on these field, three sampling points were below the government’s the ambient air quality standard at 0.771, 3.874, 2.751 I/km 2/mo, while the remainder were higher at 24.096 and 33.140 I /km2/mo. (The Governments Law number 41/1999, set the standard at 20 I/km2/mo) Based on the theoretical calculation, the concentrations of the dustfall are below the ambient air quality standard; they’re 18.802 t/km*/mo, 19.368 t/km2/mo, 18.804 t/km*/mo, and 18.862 I/km*/mo. It means the environment condition of the industrial area at PT. KS is good.The relationship between measurement results from the field with theoretical calculation shows negative correlation. This shown by y = -0.0036x + 18.903 and coefficient determination (R2) is 0.258.Ideally, a more detailed analysis should examine the chemical composition of the dust to determine what portion of the dust comes from industrial production.