Evaluasi model sistem panas bumi berdasarkan magnetotelluric 1D & 3D dengan metode MeB dan XRD pada lapangan panas bumi "FVR"
900 masl, then the transition zone with the resistivity value is 5-7 Ω.m at a depth of about 900-800 masl, and the TOR area with a resistivity value> 7 ohm. is at <800 masl." /> 900 masl, then the transition zone with the resistivity value is 5-7 Ω.m at a depth of about 900-800 masl, and the TOR area with a resistivity value> 7 ohm. is at <800 masl." /> 900 masl, then the transition zone with the resistivity value is 5-7 Ω.m at a depth of about 900-800 masl, and the TOR area with a resistivity value> 7 ohm. is at <800 masl." /> 900 masl, then the transition zone with the resistivity value is 5-7 Ω.m at a depth of about 900-800 masl, and the TOR area with a resistivity value> 7 ohm. is at <800 masl." />
G eofisika dengan menggunakan metode Magnetotellurik memiliki peranan penting dalam menganalisa keberadaan geothermal, terutama pada daerah penetrasi dalam dengan menggunakan parameter resistivitas. Metode magnetotellurik (MT) adalah metoda sounding elektromagnetik (EM) untuk mengetahui struktur tahanan jenis bawah permukaan dengan cara melakukan pengukuran pasif dengan menggunakan frekuensi tinggi (>1 Hz) yang berasal dari petir serta sumber medan EM frequensi rendah (< 1 Hz) yang berasal dari gelombang mikro (micropulsation) badai matahari. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi penampang resistivitas MT mengenai letak dan keberadaan zona clay cap dan reservoir panasbumi “FVR†dengan luas area sekitar 2x3 km, yang diinterpretasi menggunakan data penampang 1 dimensi dan 3 dimensi MT dan dibandingkan dengan data cutting XRD dan MeB disetiap well. Dalam melakukan tahap processing digunakan software Geotools dengan input data dalam bentuk format EDI files (domain frekuensi) selanjutnya dilakukan proses analisis data dengan cara static shift correction dan masking pada kurva MT untuk mengurangi noising pada kurva MT, serta pemodelan 1D. Kemudian dilakukan penarikan sayatan pada base map dalam pembuatan cross-section MT inversi 1D dan 3D. Berdasarkan data magnetotellurik pada daerah penelitian, pada daerah penelitian terdapat zona clay cap dengan nilai resistivitas <5 Ω.m dengan elevasi >900 masl,lalu zona transisi dengan nilai resistivitas 5-7 Ω.m pada kedalaman sekitar 900-800 masl,dan daerah TOR dengan nilai resistivitas >7 ohm.m berada di <800 masl.
G eophysics using the Magnetotelluric method has an important role in analyzing the presence of geothermal, especially in the deep penetration area using resistivity parameters. The magnetotelluric (MT) method is an electromagnetic (EM) sounding method to determine the subsurface type resistance structure by making passive measurements using high frequencies (> 1 Hz) originating from lightning and low frequency (<1 Hz) EM field sources originating from micropulsation to solar storms. This study is intended to evaluate the MT resistivity cross section regarding the location and presence of the "FVR" clay cap and geothermal reservoir with an area of about 2x3 km, which is interpreted using 1-dimensional and 3-dimensional MT cross section data and compared with XRD and MeB cutting data in each well. In performing the processing stage, Geotools software is used by inputting data in the form of EDI files (frequency domain), then the data analysis process is carried out by static shift correction and masking on the MT curve to reduce the noising on the MT curve, and 1D modeling. Then the incision is drawn on the base map in making 1D and 3D inversion MT cross-sections. Based on magnetotelluric data in the study area, there is a clay cap zone in the study area with a value of resistivity <5 Ω.m with elevation> 900 masl, then the transition zone with the resistivity value is 5-7 Ω.m at a depth of about 900-800 masl, and the TOR area with a resistivity value> 7 ohm. is at <800 masl.