DETAIL KOLEKSI

Usulan penentuan ukuran batch produk sepatu menggunakan Optimization Model for The Batching Problem in The Flow Shop di PT. ABC


Oleh : Sri Kristina

Info Katalog

Penerbit : FTI - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2007

Pembimbing 1 : Sumiharni Batubara

Subyek : Production scheduling

Kata Kunci : batch size, shoes production, batching problem, flow shop

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2007_TA_TI_06303063_Halaman-Judul.pdf
2. 2007_TA_TI_06303063_Bab-1.pdf
3. 2007_TA_TI_06303063_Bab-2.pdf
4. 2007_TA_TI_06303063_Bab-3.pdf
5. 2007_TA_TI_06303063_Bab-4.pdf
6. 2007_TA_TI_06303063_Bab-5.pdf
7. 2007_TA_TI_06303063_Bab-6.pdf
8. 2007_TA_TI_06303063_Bab-7.pdf
9. 2007_TA_TI_06303063_Daftar-Pustaka.pdf
10. 2007_TA_TI_06303063_Lampiran.pdf

P T ABC merupakan suatu perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai jenis sepatu yaitu jenis sepatu santai (casual) dan jenis sepatu olahraga yang digunakan untuk sepak bola. Pada Tugas Akhir ini, yang menjadi objek pengamatan adalah sepatu olahraga untuk sepak bola dengan tipe +F30.7 TRX FG, HG, dan SG. Untuk TRX FG terdiri dari 3 macam warna yaitu Black, Titam, dan Metsil. Sedangkan untuk tipe HG dan SG hanya memiliki 1 warna yaitu Black. Berdasarkan jenis produksinya, perusahaan ini dibagi menjadi 2 divisi yaitu divisi pembuatan bagian atas sepatu (upper) dan divisi pembuatan bagian bawah sepatu (bottom). Bagian bottom terdiri dari midsole dan outsole. Bagian pembuatan bottom disebut dengan bagian Stockfitting. Bagian pembuatan upper sepatu disebut bagian Assembly, bagian ini terdiri dari 4 departemen yaitu departemen Cutting, Preparation, Sewing, dan Assembly. Di bagian Assembly terdapat permasalahan yaitu terdapatnya sejumlah barang yang sedang diproses (WIP) di masing-masing departemen. Hal ini disebabkan oleh ukuran batch yang diterapkan di perusahaan terlalu besar.Berangkat dari permasalahan yang dihadapi perusahaan, maka diusulkan suatu metode untuk menentukan ukuran batch. Metode yang digunakan adalah Optimization Model For The Batching Problem In The Flow Shop. Langkah pertama dari metode ini adalah mencari Acceptable Value (AV) dari masing-masing data permintaan. Lalu nilai-nilai AV dilanjutkan ke persamaan-persamaan yang terdapat dalam metode. Yang hasil akhimya berupa ukuran batch yang berukuran antara 1 - 4 pasang. Karena terdapat beberapa alternatif ukuran batch, maka untuk menentukan ukuran batch yang optimal, dilakukan perbandingan biaya material handling. Dari hasil perbandingan biaya yang dilakukan, maka didapat ukuran batch 4 yang memiliki biaya terendah. Setelah didapat ukuran batch usulan berjumlah 4 pasang, langkah selanjutnya adalah menerapkan ukuran batch usulan tersebut ke dalam sistem Heijunka untuk mengetahui prioritas urutan produksi. Setelah itu dilanjutkan ke sistem kanban untuk mengetahui WIP yang terjadi. Sistem kanban yang digunakan adalah P - Kanban (Kanban Produksi) dan C - Kanban (Kanban Pengambilan). Lalu dilakukan perbandingan WIP antara kondisi awal dengan kondisi yang diusulkan untuk mengetahui penurunan WIP di masing­ masing departemen. Dalam Tugas Akhir ini juga dirancang suatu program yang mempermudah untuk mengetahui prioritas urutan produksi. Sehingga dapat dengan cepat dan mudah untuk mengetahui urutan prioritas produksi.Berdasarkan pengolahan data dan analisa hasil, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan ukuran batch usulan, terjadi penurunan WIP di masing-masing departemen. Untuk departemen Cutting terjadi penurunan WIP sebesar 14.89%, dan 100%. Sedangkan untuk departemen Preparation, Sewing, dan Assembly rata-rata penurunannya adalah 100%. Jumlah aliran yang beredar untuk P - Kanban adalah 153 aliran, sedangkan jumlah C - Kanban adalah 364 aliran.

P T ABC is a shoe manufacturer, producing variety type of shoes including casual shoes and sport shoes for soccer. For the purpose of this final assignment, i will observe a soccer shoe with the type of +F30.7 TRX FG, HG and SG. TRX FG come with 3 colors, i.e. black, titam and metsil whereas HG and SG only come in I color, i.e. black.Based on the types of good produced, the factory is divided into 2 divisions, i.e. a division producing the upper part of shoes and a division producing the bottom part of shoes. The division of the bottom part include midsole and outsole, named as Stockfitting section. The division of the upper part named as Assembly section is divided into 4 departments, i.e. Cutting, Preparation, Sewing and Assembly. A problem was identified in the area of assembly section whereby a number of goods under work in process (WJP) are found in each department. This is due to the size of the batch which is too large, being implemented in the factory.Reference to the above addressed problem, a method to identify the size of a batch is recommended. The recommended method is Optimization Model For The Batching Problem In The Flow Shop. The I st step to this method is to find an acceptable value (AV) from the database of demand. The AV is then traced into the similarity in the method with the final result of the size of a batch vary from l - 4 pairs. Due to a variation for the size of a batch, a comparison about the cost of material handling is conducted to justify the optimal size of a batch. From the comparison study, a batch with 4 pairs is endorsed with the lowest cost. After finding the suggested size of a batch which is sum up into 4 pairs, the next step is to apply the suggested size of a batch into the Heijunka system to prioritize the work flow of the production. After this, it is put into Kanban system to identify the Work in Process. The implemented Kanban system is P Kanban (Production Kanban) and C - Kanban (Conveyance Kanban). Then, the comparison of WIP between the original condition and the recommended condition is conducted to identify the reduction of WIP in each department. In this final assignment, a program to simplify and speed up the way to judge the priority of the work flow of the production is also created.Based on the data process and the analytical result, it's herewith concluded that with the implementation of the suggested size of a batch, a reduction of WIP in each departments is realized. For the department of Cutting, WIP is reduced by I4.89% and I00% whereas for the department of Preparation, Sewing and Assembly average by I 00%. The quantity of the working cards for P- Kanban is 153 cards whereas for C -Kanban is 364 cards.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?