Hubungan derajat sesak dengan kekerapan eksaserbasi pada pasien penyakit paru obstruktif kronik
H ubungan derajat sesak dengan kekerapan eksaserbasi pada pasien penyakit paru obstruktif kronikLatar BelakangPenderita PPOK sewaktu-waktu dapat mengalami perburukan kondisi yang biasa disebut eksaserbasi. Perburukan pada pasien PPOK dapat disebabkan karena infeksi pada saluran napas atau juga karena tidak adanya tindakan terapi yang adekuat. Sesak napas menjadi faktor penting dalam penilaian seberapa berat PPOK yang dialami pasien. Sesak napas idealnya dinilai dengan menggunakan spirometri, tetapi hal ini mempunyai beberapa kesulitan karena tidak semua rumah sakit memilikinya sehingga perlu ada cara lain untuk menilai darajat sesak napas seperti MMRCMetodeDesain penelitian yang dilakukan adalah observasional analitik dengan menggunakan rancangan potong silang (cross-sectional) yang digunakan untuk melihat hubungan antara derajat sesak nafas dengan kekerapan eksaserbasi PPOK. Besar sampel diperoleh sebanyak 69 responden diambil melalui wawancara dan kuesoner pada pasien PPOK di poli paru RSUD Budhi Asih, Cawang, Jakarta Timur. Data primer didapat dari kuesioner MMRC untuk mengetahui derajat sesak nafas dan kuesioner CCQ untuk mengetahui kekerapan eksaserbasi yang dibagikan kepada responden.HasilAnalisa data menggunakan uji korelasi Spearman menujukan adanya hubungan yang bermakna antara derajat sesak dengan kekerapan eksaserbasi yang dialami pasien PPOK dengan nilai kemaknaan sebesar 0,000. Hasil ini dapat diartikan bila semakin besarnya derajat sesak napas yang didapat pada kuesioner MMRC, yaitu antara derajat 2 sampai 4, maka pasien tersebut mengalami kejadian eksaserbasi yang lebih sering. Hal ini dapat dilihat dari hasil kuesioner CCQ yang menunjukan hasil < 2, artinya pasien tidak dalam keadaan stabil yang sewaktu-waktu dapat mengalami kejadian eksaserbasi. Dibandingkan pasien yang derajat sesak napas 0 sampai 1, memiliki keadaan PPOK yang lebih stabil dan angka eksaserbasi kecil.KesimpulanPenelitian ini menunjukan bahwa terdapat korelasi antara derajat sesak napas dengan kekerapan eksaserbasi pada pasien penyakit paru obstruktif kronik.
T he relationship of dyspnea degree with exacerbation frequency of chronic obstructive pulmonary disease (COPD) patientBackgroundCOPD‘s patient may experience a worsening of their condition at anytime they may, this condition called exacerbation. The worsening in COPD ‗s patient may caused by infection in their respiratory or because the therapy is not good enough. The shortness of breath may become an important factor to evaluate how serious the COPD that occurred in a patient. Ideally, shortness of breath can be judged by the used of spyrometry, but, this may have some difficulty because not every hospital has one, therefore we need another way to evaluate the dyspnea degree like the MMRC Dyspnea Scale.MethodeThe research design that have been used is analytic obeservational with the used of cross-sectional program. Number of sample which is about 69 respondent was taken by interview and questioner to the COPD‘s patient in pulmonary section of Budhi Asih Hospital, Cawang, East Jakarta. Primary data was taken from MMRC questioner to knowing dyspnea degree and CCQ questioner to knowing exacerbation frequency that distributed to the respondent.ResultData analysis using Spearman‘s Rank Correlation shows there is a meaningful correlation between dyspnea degree with exacerbation frequency that COPD‘s patient experienced with significance value around 0,000. This results can be interpreted as, the bigger dyspnea degree from the result of the MMRC questioner, the more a patient have exacerbation. This result can be shown from CCQ questioner that shows a result < 2, this means patient in an unstable condition that can have some exacerbation at anytime. Compared to patient that have dyspnea degree 0 to 1, has more stable and small exacerbation of COPD.ConclutionThis research shows that there is a correlation between dyspnea degree with exacerbation frequency to chronic obstructive pulmonary disease patient.