Evaluasi geometri peledakan aktualita dan geometri peledakan mengunakan rumus R.L.ASH di PT Semen Padang Sumatra Barat
P T. Semen Padang merupakan perusahaan Negara yang bergerak di bidang pertambangan Batugamping, PT. Semen Padang terletak di Kelurahan Indarung Kecamatan Lubuk Kilangan yang jaraknya + 14 Km dari Pusat Kota Padang dengan ketinggian + 200 M dari permukaan laut. Blasting merupakan proses awal untuk mencapai target produksi perhari 25.000 ton peledakan yang dilakukan harus mempunyai pola yang tepat. Pada saat ini pola geometri peledakan PT Semen Padang adalah 4 meter burden, 4 meter spasi, Kedalaman lubang 9 m, kolom isian bahan peledak sebanyak 50 kg, 1 karung AN seberat 25kg. Dengan nilai powder factor perusahan sebesar 0.39kg, ,Stemming yang digunakan perusahaan adalah cutting pemboran. PT Semen Padang masih mendapat masalah tentang peledakan, batuan yang diledakan masih berbentuk bongkahan besar, yang disebut boulder . PT Semen Padang saat ini melakukan perhitungan ulang terhadap geometri peledakan menurut teori rumus R.L. Ash, karena geometri peledakan perusahaan belom mencapai target produksi
P T. Semen Padang is a state enterprise that engaged in mining Limestone, PT. Semen Padang is located in the Village District of Lubuk Indarung + Kilangan a distance of 14 Km from Padang City Centre with a height of 200 + meters above sea level. Blasting is a process of beginning to achieve the production target of 25,000 tonnes per day blasting is done shall have the right pattern. At this time blasting pattern geometry PT Semen Padang burden is 4 meters, 4 meters spacing, hole depth of 9 m, the form fields as much as 50 kg of explosives, 1 sack AN weighing 25kg. With the value of the company at 0.39kg powder factor,, used Stemming the company is cutting drilling. PT Semen Padang still got the problem of blasting, rock detonated still a big chunk, called boulder. PT Semen Padang to recalculate the detonation geometry according to the theory of the formula RL Ash, because the geometry of blasting companies have not achieve production targets