Studi injeksi air, injeksi surfaktan, injeksi surfaktan polimer pada Layer Lapangan X menggunakan simulator Eorgui PT. Pertamina UTC
T ujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui metode apa tepat untuk dilakukan pada layer tersebut, mengetahui keefektifan suatu injeksi jika digunakan pada layer tersebut.Metode yang dipakai dalam tugas akhir ini adalah metode screening menggunakan manual bedasarkan paper SPE milik Aladasani et al, dan JJ Taber at al, serta meggunakan software EORgui , Kemudian untuk memprediksi perolehan minyak nya menggunakan software EORgui. Diperoleh hasil dan dapat disimpulkan bahwa lapangan X Layer C sudah mengalami injeksi air pada tahun 1995 dan sudah mengalami penurunan produksi . Pertama, proses screening dilakukan pada layer C menggunakan Tabel Screening Criteria milik Aladasani , JJ Taber dan simulator EORgui. kemudian dilakukan prediksi jumlah kumulatif produksi minyak dalam skala pilot five spot dari lapisan tersebut dengan menggunakan simulator EORgui. Selain itu dipakai juga analisa decline curve untuk mendapatkan perkiraan produksi minyak tersebut jika tidak dilakukan EOR. Dari hasil screening, metode EOR yang tepat untuk dilakukan pada layer C adalah injeksi chemical (Surfaktan/ Surfaktan Polimer) Dari hasil prediksi, jika dilakukan injeksi surfaktan perkiraan Np dan RF ( primary +WF +injeksi surfaktan) secara berturut turut adalah 2.4 x106 STB, 22.14%. Sedangkan perkiraan Np dan RF jika diinjeksikan surfaktan polimer ( primary +WF + injeksi surfaktan polimer ) secara berturut turut 3.19 x106 STB, 29.32%. Sedangkan dari hasil analisa decline curve, perkiraan Np jika tidak melakukan EOR sebesar 2.12 x106 STB dengan RF menjadi 19.30%. Jika diterapkan pada pilot pattern tersebut, injeksi surfaktan dan surfaktan polimer ini tidak efektif untuk diinjeksikan karena jumlah produksi minyak yang dihasilkan tidak sebanding dengan materi pendesak yang diinjeksikan , untuk itu sebaiknya pattern tersebut melanjutkan penginjeksian menggunakan air sampai produksi minyaknya dianggap tidak efektif lagi