Perbedaan ekspresi sod2 pada non-perokok, perokok biasa dan perokok elektrik pada usia produktif
R okok elektrik merupakan rokok inovasi terbaru yang digunakan sebagai pengganti rokok konvensional. Uap yang dihasilkan dari pembakaran rokok elektrik mengakibatkan terjadinya peningkatan reactive oxygen species yang dapat menjadi potensi terhadap kerusakan sel. Reactive oxygen species dapat bertindak terhadap patogenesis berbagai inflamasi dan disfungsi sel, sehingga menyebabkan peningkatan radikal bebas dalam mitokondria yang menyebabkan kerusakan ribonucleic acid (RNA). Superoxide dismutase 2 merupakan antioksidan yang dapat melawan radikal superoksida pada intraseluler dan telah terbukti memiliki peran penting dalam diferensiasi seluler dan tumorigenesis dan dapat melindungi tubuh dari toksisitas.MetodePenelitian ini adalah kuantitatif non eksperimental dengan pengambilan darah dari subjek penelitian melalui vena mediana cubiti yang diambil sebanyak 3cc. Untuk menganalisa ekspresi gen secara kuantitatif, digunakan qPCR sebagai amplifikasi cDNA. Pelaksanaan penelitian di Kampus Kedokteran Universitas Trisakti, Jakarta Barat. Waktu pelaksanaan pada bulan September 2021 sampai dengan Desember tahun 2021. Populasi penelitian ini adalah laki-laki usia 20-55 tahun yang berada di Jakarta Barat. Data dianalisis menggunakan aplikasi Rotor-Q dan data berupa CT value, uji statistika menggunakan aplikasi Prism 10 Graphpad. Perbedaan ekspresi SOD2 dianalisa dengan menggunakan uji one way ANOVA setelah dilakukan uji normalitas menggunakan Kolmogorov-SmirnovHasilTidak memiliki perbedaan yang bermakna antara non-perokok, perokok biasa, dan perokok elektrik dengan nilai p = 0,127KesimpulanEkspresi SOD2 pada non-perokok, perokok biasa dan perokok elektrik tidak memiliki perbedaan
E lectronic cigarettes are the latest innovative cigarettes that are used as a substitute for conventional cigarettes. The vapor produced from burning e-cigarettes results in an increasereactive oxygen species which can have the potential for cell damage.Reactive oxygen species can act on the pathogenesis of various inflammation and cell dysfunction, thereby causing an increase in free radicals in mitochondria that cause damageribonucleic acid (RNA). Superoxide dismutase 2 is an antioxidant that can fight intracellular superoxide radicals and has been proven to have an important role in cellular differentiation and tumorigenesis and can protect the body from toxicity.MethodThis research was a non-experimental quantitative study with blood taken from research subjects via the median cubital vein, taking 3cc of blood. To analyze gene expression quantitatively, qPCR was used as cDNA amplification. Carrying out research at the Trisakti University Medical Campus, West Jakarta. Implementation time is September 2021 to December 2021. The population of this study is men aged 20-55 years residing in West Jakarta. Data were analyzed using the Rotor-Q application and data in the form of CT values, statistical tests using the Prism 10 Graphpad application. Differences in SOD2 expression were analyzed using a one-way ANOVA test after a normality test using Kolmogorov-SmirnovResultsThere is no significant difference between non-smokers, regular smokers and e-smokers with a p value = 0.127ConclusionSOD2 expression in non-smokers, regular smokers and e-smokers did not difference