Revitalisasi bangunan pendidikan Institut Kesenian Jakarta di Kawasan Taman Ismail Marzuki, Jakarta dengan pendekatan arsitektur kontemporer
P Proyek perencangan Institut Kesenain Jakarta ini bertujuan menjawab tuntutan permasalahan kawasan Taman Ismail Marzuki yang sedang di revitalisasi. Mengingat bahwa Taman Ismail Marzuki dan Institut Kesenian Jakarta tidak dapat dipisahkan karena IKJ merupakan fasilitas pendidikan di kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM). IKJ menjadi tempat lahirnya multi talenta kesenian di Jakarta bahkan Indonesia. Pendekatan kontempoerer menjadi tepat jika di terapkan pada Institut Kesenian Jakarta karena IKJ telah melahirkan banyak seni dan kesenian kontempoerer di Indonesia. Merevitalisasi IKJ itu sendiri diharapkan dapat mengakselerasi pendidikan kesenian di Indonesia serta melahirkan talenta baru di dunia kesenian nasioanl bahkan skala Internasional. IKJ sendiri terdiri dari empat fakultas yaitu Fakultas Seni Rupa, Fakultas Seni Pertunjukan, Fakultas Film dan Televisi dan Pasca Sarjana. Terdapat lima prinsip arsitektur yaitu bangunan kokoh, Gubahan yang ekspresif dan dinamis, konsep ruang terkesan terbuka, Harmonisasi ruangan yang menyatu dengan ruang luar, memiliki fasad transparant. Tema arsitektur kontemporer di terapkan di ruang-ruang luar dan dalam yang saling berkesinambungan. Bentuk dan massa bangunan rektorat, serta open space yang menyebar di sekitar tapak sehingga membentuk suatu bentuk lingkungan yang dinamis untuk mahasiwa berkegiatan. Bangunan pendidikan ini saling dipadukan dengan tujuan mengintegrasikan lingkungan antar fakultas sehingga proses belajar mengajar lebih terintegrasi.
T The design project of the Jakarta Arts Institute aims to answer the demands of the Taman Ismail Marzuki area which is being revitalized. Given that Taman Ismail Marzuki and the Jakarta Arts Institute cannot be separated because IKJ is an educational facility in the Taman Ismail Marzuki (TIM) area. IKJ is the birthplace of multi-talented arts in Jakarta and even Indonesia. The contemporary approach is appropriate if applied to the Jakarta Art Institute because IKJ has produced many contemporary arts and arts in Indonesia. Revitalizing IKJ itself is expected to be able to accelerate art education in Indonesia and give birth to new talents in the world of national and even international arts. IKJ itself consists of four faculties, namely the Faculty of Fine Arts, the Faculty of Performing Arts, the Faculty of Film and Television and the Postgraduate. There are five architectural principles, namely a solid building, an expressive and dynamic composition, an open concept of space, harmonization of the room that blends with the outside, and a transparent facade. Contemporary architectural themes are applied in the outer and inner spaces that are mutually sustainable. The shape and mass of the rectorate building, as well as the open space that spreads around the site so as to form a dynamic environment for student activities. These educational buildings are integrated with each other with the aim of integrating the environment between faculties so that the teaching and learning process is more integrated.