Pengaruh kadar debu total terhadap kesehatan pekerja di ruang produksi I, pabrik perakitan kendaraan bermotor, PT. Gaya Motor, Jakarta
P PT. Gaya Motor merupakan salah satu anak perusahaan PT. Astra Internasional Tbk., yang didirikan pada tanggal 25 Februari 1969. Dalam proses produksinya PT. Gaya Motor menghasilkan berbagai jenis limbah, salah satunya adalah debu yang dihasilkan dari proses Welding, Painting dan Assembling sebagai bagian kegiatan pembuatan stell budy, pengecatan dan perakitan mobil pada Ruang Produksi I.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kadar debu total pada lingkungan kerja Ruang Produksi I, mengetahui pengaruh kadar debu total terhadap status kesehatan pckerja, dan mengetahui upaya pengendalian pencemaran debu yang dilakukan PT Gaya Motor.Pengukuran kadar debu dilakukan pada tanggal 14, 17 dan 21 Januari 2002 pada 3 lokasi yaitu iFe/dfffg, Painting dan Assembling. Setiap lokasi diambil 3 titik pengukuran. Untuk mengetahui hubungan kadar debu total, suhu dan kelembaban digunakan metode statistik regresi linier. Sedangkan untuk mengetahui status kesehatan karyawan dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada pckerja, dan kemudian dianalisis menggunakan metode statistik regresi logistik. Kadar debu rata-rata pada setiap lokasi penelitian ditunjukkan pada tabel di bawah ini.Kadar debu rata-rata selama 3 hari pengukuan pada Ruang Produksi I tidak ada yang melebihi nilai ambang batas di lingkungan kerja menurut Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor: SE-01/MEN/1997 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Kimia di Lingkungan Kerja yaitu sebesar 10000 Jig/m".Dengan analisis statistik regresi logistik, dihubungkan antara status kesehatan dengan kadar debu total, umur, masa kerja dan riwayat merokok. Pada analisis multivariat, angka signifikannya yang lebih kecil dari 0,05 (P < 0,05) adalah masa kerja (1* = 0,0456). Berarti terdapat hubungan yang signifikan antara status kesehatan yang buruk dengan masa kerja karyawan pada Ruang Produksi I PT Gaya Motor.Berdasarkan hasil perbandingan, resiko relatif pekerja yang bckcrja pada lokasi dengan kadar debu tinggi mengalami gangguan pernafasan dibandingkan dengan pekcrja yang bekerja pada lokasi dengan kadar debu rendah adalah: resiko pekerja pada lokasi welding untuk terkena gejala gangguan saluran pernafasan 1,07 kali lebih besar dibandingkan pekerja pada lokasi Painting dan 1,85 kali lebih besar dibandingkan pekelja pada lokasi Assembling. Resiko pekerja pada lokasi Painting untuk terkena gejala gangguan saluran pernafasan 1,73 kali lebih besar dibandingkan pekerja pada lokasi Assembling.Upaya pengendalian kadar debu yang telah dilakukan oleh PT Gaya Motor adalah dengan memasang General Ventilation dan fan sebagai Local Exhatisler. Untuk mengurangi bahan pencemar yang keluar akibat kerusakan mcsin, maka dilakukan pemeriksaan, pembersihan dan pemeliharaan alat. Sedangkan upaya pengendalian secara langsung kepada pekerja adalah dengan menyediakan alat pelindung diri, seperti alat pelindung pemafasan, topi keselamatan, alat pelindung mata, pelindung telinga dan pelindung muka.
P PT. Gaya Motor as one of PT Astra International Tbk. holding company since 25 February 1969, produces wastes such as particular air pollution due to its particulate, from its production process (Welding, Painting and Assembling) at Production Room I.The objectivcs of this research is to examind total suspended particulate (TSP) in the workplace, to know the impact of“ 4“Sl' on the worker’s health status and investigate the control activities carried out by PT Gaya Motor in minimize air pollution.The measurement tif TSP was carried out on 14, 17 and 21 .January 2002 in three locations, namely Welding, Painting and Assembly area. In cach location, the measurement point was taken and divided into three. To investigate thc correlation of "L'SP, temperature and moisture, using linier regression statistical method. While to examind the worker’s health status, questionnaire was distributed to the workers, and then their responses were analyzed using logistic regression statistical method. Average 1SP table was shown below.The measurement result of average TSP concentration in the Welding, Painting and Assembly area was still lower than threshold limit value, 10000 kg/m’ in Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SL-01/MEN/1997 ‹in Chemical I threshold Limit Value in Workplace Environment Air.Using logistic regression statistic analysis, the worker’s health status (dependent variable was correlated with TSP concentration, agc, tenure and smoking history (independent variable). In the multivariate analysis, the significant figure lower than 0,05 (P<0,05) is tenure (P — 0,0456), meaning that there is significant correlation between worker’s bad health status and tenure.The relative risk of the workers in the location with high TSP (Welding) suffers from diseas at the respiration was 1,()7 and 1,85 times greater compared with the workers working in the "I’SP concentration which are lower (Painting and Assembling).Controlling efforts done by PT Gaya Motor to suppressed TSP level is by installing general ventilation and fan as local exhauster. Inspection cleaning and maintenance are being conducted in order to prevent excess particulate exhausted from machines malfunction. Workers self prevention over particulate can be achieved by providing and the use of proper safety equipmcnts, such as masker, safety helmet, safety shocs, car plug, etc.