Hubungan tingkat pendidikan dengan kejadian penurunan daya ingat pada lansia
P Peningkatan usia meningkatkan risiko untuk terkena penyakit degeneratif. Salah satunya adalah penurunan daya ingat yang merupakan petunjuk utama yang menggambarkan penurunan fungsi kognitif selama proses penuaan. Di Jakarta, terdapat 37,8% lansia yang mengalami penurunan fungsi kognitif. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi fungsi kognitif, salah satunya adalah tingkat pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian penurunan daya ingat pada lansia.METODEPenelitian ini menggunakan studi analitik observasional dengan desain Cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive non-random sampling pada lansia di RW 06 dan RW 07, Kelurahan Pejaten Timur. Jumlah responden sebanyak 187 orang. Pengambilan data menggunakan kuesioner karakteristik responden dan MMSE. Variabel lain yang diteliti adalah usia dan jenis kelamin. Analisis data dengan menggunakan program SPSS 25 for mac dengan uji Chi-Square.HASILPresentase responden yang terbesar adalah kelompok usia 60 – 69 tahun atau Lansia Muda (66,8%), berjenis kelamin perempuan (65,2%), berpendidikan menengah – tinggi (51.9%) dan memiliki daya ingat normal (66,8%). Hasil menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin (p = 0,952) dengan kejadian penurunan daya ingat tetapi terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan (p = 0,000) dan usia (p = 0,000) dengan kejadian penurunan daya ingat.KESIMPULANTerdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan kejadian penurunan daya ingat pada lansia di RW 06 dan RW 07, Kelurahan Pejaten Timur.
A Aging increases the risk of degenerative diseases, including memory decline which is the main key that describes cognitive decline during aging process. In Jakarta, there are 37,8% elderly who have cognitive decline. There are several factors that affect cognitive function, one of them is educational level. This research aims to determine whether there is a relationship between educational level and decreased recall capacity in the elderly. This study used an observational analytic study with a cross-sectional design. Sampling was done by consecutive non-random sampling on elderly in RW 06 and RW 07, Kelurahan Pejaten Timur. The number of respondents was 187 people. Data were collected using the characteristic respondent questionnaire and MMSE. Other variables studied were age and gender. Data were analyzed using the SPSS 25 for mac program with the Chi-Square test. This study was dominated by age group of 60 – 69 years old or Young Elderly (66.8%), female (65.2%), middle – high educated (51.9%) and had normal memory (66.8%). The results showed that there was no significant relationship between gender (p = 0,952) and decreased recall capacity in the elderly but there was a significant relationship between educational level (p = 0,000) and age (p = 0,000) with decreased recall capacity in the elderly. There is a significant relationship between educational level and decreased recall capacity in elderly in RW 06 and RW 07, Kelurahan Pejaten Timur.